Tribun Jateng
Tantangan Besar Itu Datang dari Sejuta Subscriber
Sebuah plakat berukuran lumayan besar tiba di kantor Tribun Jateng di gedung Kompas Jalan Menteri Supeno No 30.
Penulis: Erwin Ardian | Editor: rival al manaf
lihat foto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kiriman paket yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Sebuah plakat berukuran lumayan besar tiba di kantor Tribun Jateng di gedung Kompas Jalan Menteri Supeno No 30.
Dari nama pengirim tertulis YouTube, alamat penerima adalah Tribun Jateng.
Angka keramat sejuta subscriber (pelanggan) sebenarnya sudah tercapai beberapa bulan lalu, bahkan saat tulisan ini dibuat, jumlah susbcriber Tribun Jateng sudah berada di angka 1,2 juta.
Namun tetap saja melihat plakat berwarna emas bertuliskan Tribun Jateng membuat kami berbunga-bunga.
Secara resmi YouTube memberikan Gold Play Button sebagai penanda bahwa kanal Tribun Jateng telah meraih sejuta subscriber.
Pencapaian ini tentu saja luar biasa bagi kami karena sejuta pengikut adalah apresiasi besar dari para penonton setia kanal YouTube Tribun Jateng.
Tak lama setelah bungkus paket dibuka, beberapa kru redaksi Tribun Jateng berebut ingin berfoto sambil memegang plakat Gold Play Button.
Maklum meski bentuknya sederhana, barang itu termasuk langka.
Dengan bangga kami berani klaim, untuk sebuah akun media mainstream (arus utama) di Jateng, baru Tribun Jateng yang memilikinya.
Mungkin sudah banyak akun selebritis asal Jakarta yang memiliki jumlah subscriber di atas sejuta, namun bagi sebuah akun media yang berbasis di Jawa Tengah, ini kali pertama alias istimewa.
Di balik rasa bahagia dan bangga atas prestasi ini, ada kerja keras tim Tribun Jateng untuk memacu pertumbuhan subscriber di semua lini media sosial yang digunakan untuk menyebarkan konten informasi.
Barisan reporter, host, editor, dibantu oleh lini kru bisnis Tribun Jateng terus bergerak untuk melayani masyarakat, para pengambil keputusan, dan pelanggan yang setiap hari membutuhkan pasokan informasi terbaru.
Beberapa tahun lalu, seorang reporter Tribun Jateng hanya mengirim berita dan foto, kini video bahkan live streaming langsung dari lapangan wajib dilakukan.
Para editor video yang siap 24 jam menanti pasokan bahan dari lapangan segera meramu dan mendistribusikan video-video menarik langsung ke tangan para pelanggan.
