Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Wabup Tegaskan Pemkab Blora Berkomitmen Serius Turunkan Angka Stunting

Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Blora berkomitmen serius untuk menurunkan angka stunting. 

Penulis: ahmad mustakim | Editor: Catur waskito Edy
Humas Setda Blora
Penyerahan secara simbolis data stunting di Kabupaten Blora dilakukan oleh Wakil Bupati Blora kepada tim pendamping keluarga, dengan turut didampingi oleh Ketua TP PKK Blora di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Blora berkomitmen serius untuk menurunkan angka stunting

Hal tersebut dikatakan saat mengikuti kegiatan Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga kegiatan Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara virtual. 

"Saya juga menyerahkan data keluarga berisiko stunting, tentunya kita akan terus berupaya agar angka stunting di Kabupaten Blora ini bisa segera turun," ucap Wabup, Kamis (12/5/2022). 

Dikatakannya, bersama-sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan PKK, Tim Pendamping Keluarga, dan berbagai pihak lainnya agar percepatan penurunan stunting ini bisa terlaksana dengan baik. 

“Arahan dari Deputi Menko PMK, Kepala BKKBN, tadi akan kita tindak lanjuti. Termasuk Pemkab juga akan terus mendukung Tim Pendamping Keluarga dalam rangka penurunan stunting,” imbuhnya.

Penyerahan data di Kabupaten Blora juga dilakukan oleh Wakil Bupati Blora kepada tim pendamping keluarga, dengan turut didampingi oleh Ketua TP PKK Blora. 

Deputi III Kemenko PMK, Agus Suprapto mengatakan tim pendamping keluarga merupakan motor sekaligus aktor-aktor penting yang harus bergerak untuk menyelesaikan masalah stunting di Indonesia. 

“Sehingga di tahun 2024 nanti tercapai 14 persen, permasalahan stunting menjadi tantangan bersama, secara global kita berada pada urutan 115 dari 151 negara di dunia, komitmen pimpinan mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa bahkan tingkat keluarga itu adalah komitmen penting kita bersama,” ucapnya.

Pihaknya mengharapkan dukungan dari Pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memberikan dukungan kepada tim pendamping keluarga.

“Melalui penguatan dan pemberdayaan tim pendamping keluarga di desa kelurahan sebagai ujung tombak upaya  percepatan penurunan stunting," jelasnya. 

"Saya berharap kepada pemerintah kab/kota untuk terus melakukan penguatan kelembagaan TPPS yang telah dibentuk untuk membantu dan memfasilitasi pelaksanaan tugas dari pendamping keluarga melalui dukungan sarpras dan pembiayaan kegiatan,” Pesannya. 

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyampaikan, pencegahan stunting pada anak Indonesia menjadi salah satu fokus pekerjaan pemerintah. 

Pencegahan stunting menjadi unsur utama menjadikan generasi penerus Indonesia mempersiapkan kematangan emosional, sosial, dan fisik agar anak Indonesia mampu berinovasi untuk berkompetisi secara global. 

"Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal," terangnya. 

Dikatakannya, ada beberapa penyebab dan akibat dari stunting yang perlu menjadi perhatian.

“Tiga penyebab stunting, satu gizinya kurang bagus, dua sering sakit-sakit, dan tiga pengasuhannya kurang baik,” ungkapnya

“Tiga akibat stunting, satu, stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum stunting, kedua,  stunting intelektualnya kurang, dan ketiga, sakit-sakitan, ini yang perlu diperhatikan agar tidak terkena stunting,” imbuhnya

Hasto juga mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak, termasuk tim pendamping keluarga yang telah turut berperan dalam percepatan penurunan stunting.

Dalam laporannya Deputi ADPIN BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, mengungkapkan kegiatan Apel ini dilakukan untuk menumbuhkan semangat kepada para pendamping keluarga sekaligus kick off verifikasi dan validasi data.

“Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat kepada para pendamping keluarga dalam melakukan pendampingan pada calon pengantin, calon keluarga, dan keluarga secara masif sebagai ikhtiar untuk percepatan penurunan stunting,” paparnya. 

“Sebagai momentum dimulainya atau kick off kegiatan verifikasi dan validasi data keluarga yang berisiko stunting yang bersumber dari pendataan keluarga tahun 2021,” imbuhnya. 

Sukaryo menjelaskan, saat ini sudah terbentuk 200 ribu tim pendamping keluarga di Indonesia.

“Kami laporkan telah terbentuk 200 ribu tim pendamping keluarga atau 600 ribu personel dengan komposisi bidan, tim penggerak PKK, dan para kader KB,” ungkapnya

Pada kesempatan tersebut, Kepala BKKBN juga menyerahkan secara simbolis data keluarga berisiko stunting yang akan dilakukan verifikasi dan validasi lapangan oleh para kader di seluruh Indonesia. (kim)

Baca juga: Puisi 06:30 Taufik Ismail

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Filipina, Shin Tae-yong Harus Solidkan Bek dan Gelandang

Baca juga: Apa Itu Riders? Penjelasan dan Macam-macamnya serta 3 Riders Artis Indonesia 

Baca juga: TIM Abdimas FE USM Gelar Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Keluarga bagi Kelompok Wanita Tani Kendal

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved