Kisah Keimanan Nabi Ayub AS yang Diberi Ujian Allah SWT
Berikut cerita 25 nabi dan rasul untuk anak, kisah tentang keteguhan Nabi Ayub AS beriman kepada Allah SWT.
Penulis: non | Editor: galih permadi
Kisah Keimanan Nabi Ayub AS yang Diberi Ujian Allah SWT
TRIBUNJATENG.COM - Berikut cerita 25 nabi dan rasul untuk anak, kisah tentang keteguhan Nabi Ayub AS beriman kepada Allah SWT.
Nabi Ayub adalah putra Ish bin lshaq bin Ibrahim.
Ish merupakan peternak kaya raya di wilayah Syam.
Ketika ayahnya wafat, seluruh kekayaannya diwariskan kepada Nabi Ayub.
Nabi Ayub memiliki tiga orang istri.
Salah satunya bernama Siti Rahma, putri dari Afrayim, putra Nabi Yusuf.
Beliau berdakwah dan wafat di wilayah Batsniyyah.
Nabi Ayub diutus Allah untuk berdakwah kepada penduduk Hauran dan Tih, di wilayah tempat kelahirannya.
Nabi Ayub dikenal sebagai orang yang pandai, sopan, bijaksana, dermawan, dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan.
Selain itu, ia banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk para musafir.
Nabi Ayub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai bersyukur, dan senantiasa menghiasi lisannya dengan zikir.
la tidak pernah meninggalkan perintah Allah.
Hal tersebut membuat iblis iri. la ingin menggoda Ayub agar terjerumus dalam dosa.
lblis segera menghadap Allah dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub.
Allah pun mengabulkan permintaan iblis.
Lalu lblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Nabi Ayub.
Berbagai cara telah disusun dengan berbagai risikonya.
Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya.
Dalam waktu singkat, semua hewan ternak Nabi Ayub mati ditimpa penyakit yang aneh.
Rumahnya tiba-tiba saja sudah hangus terbakar.
Nabi Ayub tidak lagi bisa memberikan gaji kepada para pegawainya.
la terpaksa tidak lagi mempekerjakan mereka.
Nabi Ayub dan keluarganya benar-benar menjadi miskin.
Saat Nabi Ayub sedang salat, datanglah Iblis menghasutnya,
“Hai Ayub, sesungguhnya Allah telah menghanguskan kekayaanmu hingga kamu miskin.
Buat apa kamu banyak beribadah jika kamu menjadi miskin?”
Nabi Ayub berkata, “Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik Allah. Jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap akan bersyukur.
Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh Allah?”
Kemudian, Nabi Ayub dan keluarganya tetap menjalankan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah.
lblis dan kelompoknya menyusun rencana selanjutnya untuk menggoyahkan iman yang dimiliki Nabi Ayub dan keluarganya.
Ketika anak-anak Nabi Ayub sedang berkumpul di salah satu rumahnya, iblis menghancurkan bangunan tersebut dan membunuh semua anak-anak Nabi Ayub.
Tentu saja hal ini membuat Nabi Ayub dan istrinya sangat bersedih.
Kembali lblis mendatangi Nabi Ayub dan berkata, “Hai Ayub, Allah telah mengambil semua anak-anakmu. Untuk apa lagi kamu beribadah kepadanya?”
Akan tetapi, Nabi Ayub tetap bersabar dan berkata, “Sesungguhnya, anak-anakku milik Allah. Jika Allah menghendaki mereka,
itu adalah hak-Nya. Aku tetap bersabar dan bersyukur kepada-Nya.”
lblis kembali menemui kegagalan. la semakin kesal, namun belum berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub dan istrinya.
Suatu hari, Nabi Ayub sedang beribadah, iblis meniup hidung dan mulut Nabi Ayub yang menyebabkannya terkena penyakit kulit.
Penyakit kulit itu menggerogoti seluruh tubuh Nabi Ayub.
Tubuhnya dipenuhi dengan bintik darah, nanah, dan banyak ulat.
Semakin hari, penyakit Nabi Ayub semakin parah.
Nabi Ayub akhirnya hanya bisa berbaring dan melaksanakan kegiatannya di atas tempat tidur.
Semua kebutuhannya dipenuhi oleh istrinya yang setia. (*)