Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Piknik Sekolah Berujung Maut, Tiga Siswa Tewas Terseret Ombak di Laut

Piknik siswa Raushan Fikri Islamic School, Langkat, Sumatera Utara membawa petaka.

Editor: rival al manaf
Instagram @ndorobei.official
Ilustrasi Tenggelam 

TRIBUNJATENG.COM, ACEH - Piknik siswa Raushan Fikri Islamic School, Langkat, Sumatera Utara membawa petaka.

Berniat liburan di Pantai Lampuuk, Aceh Besar, Rabu (18/5/2022), empat orang siswa justru terseret ombak.

Akibatnya tiga siswa meninggal dunia, sedangkan satu orang lagi kritis dan kini dirawat intensif di rumah sakit setempat.

Baca juga: 5 Potret Terbaru Nia Ramadhani di Amerika, Pancarkan Aura Bahagia

Baca juga: Mau Memisahkan Perkelahian, Sobirin Warga Semarang Malah Tertembak Oknum Polisi

Baca juga: Gaji Pacarnya Sempat Capai Rp 73 Miliar Setahun, Nikita Mirzani Siap Tinggalkan Indonesia

Kejadian tersebut bermula saat rombongan study tour dari Yayasan Raushan Fikri Islamic School, Langkat, melaksanakan wisata ke Pantai Lampuuk.

Rombongan itu berjumlah 130 orang yang terdiri atas siswa, orang tua siswa, dan guru pendamping.

Mereka yang datang ke Lampuuk menggunakan tiga bus tiba di Pantai Lampuuk sekitar pukul 15.00 WIB.

Sesampai di pantai tersebut, anggota rombongan itu mandi laut dan sebagian lainnya bermain ombak.

Beberapa saat kemudian, siswa bernama Fatih Rasyid Annafi Ginting (16) terseret arus.

Lalu, tiga rekannya berusaha menolong korban.

Karena ombaknya terlalu besar, ketiga teman Fatih Rasyid juga ikut terseret arus.

Mengetahui kejadian tersebut, satu banana boat memberikan pertolongan dan membantu evakuasi korban.

Hasilnya, keempat korban berhasil dinaikkan ke atas boat dan kemudian dibawa ke darat.

Setelah itu, keempat pelajar itu langsung dievakuasi ke Puskesmas Lhoknga untuk mendapat pertolongan medis.

Meski sudah mendapat penanganan dari petugas medis, namun tiga dari empat korban akhirnya meninggal dunia.

Sementara satu orang lagi yang kondisinya kritis langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Banda Aceh, untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.

Berikut daftar korban meninggal:

1. Dzaky Al Khairi (14), pelajar asal Desa Paya Robah, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai

2. Ibnu (18), warga Tanjung Jati, Kabupaten Langkat

3. Ahmad Fahriza Sufi, warga Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.

Sedangkan korban yang kritis adalah Fath Rasyid Annafi Ginting (16), remaja asal Tanjung Jati, Kabupaten Langkat.

Jenazah ketiga korban sudah dipulangkan ke kampung mereka masing-masing menggunakan ambulans PMI Banda Aceh dan Aceh Besar pada pukul 19.45 WIB tadi malam.

Kapolsek Lhoknga Ipda F Atmaja, saat dikonfirmasi Rabu malam, mengatakan peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 15.20 WIB.

"Sebelum pelajar itu mandi, pemilik kafe atas nama Anisrullah sudah mengingatkan mereka agar tidak mandi di tengah karena ombak sedang tidak bersahabat," ungkap Kapolsek.

Tak lama berselang atau sekitar 20 menit kemudian, Fatih Rasyid Hanafi tiba-tiba teriak minta tolong dengan melambaikan tangannya ke atas karena terseret arus ombak ke tengah laut.

"Melihat Fatih meminta tolong, tiga temannya berenang ke arah Fatih dengan maksud untuk menolong. Tapi, mereka malah ikut terseret ombak dan akhirnya tenggelam," jelas Ipda F Atmaja.

Kini, sebutnya, Fatih masih mendapat perawatan di RSUD Meuraxa. Sedangkan korban meninggal sudah dibawa pulang ke Sumatera Utara.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Aceh Besar, Ridwan Jamil, mengingatkan semua pihak agar kejadian nahas seperti ini menjadi perhatian serius dari semua pihak, terutama pelaku usaha di objek wisata tersebut.

"Kami minta para pelaku usaha di pantai agar turut terlibat mengimbau pengunjung untuk tidak mandi di lokasi-lokasi yang dilarang. Jangan hanya mementingkan bisnis dan keuntungan, tapi mengabaikan keselamatan para pengunjung pantai," kata Ridwan Jamil.

"Nyawa itu sangat mahal, kasihan pengunjung yang tidak tahu kondisi pantai," imbuhnya.

Menurut pria yang akrab disapa RJ ini, para pelaku usaha yang menjalankan bisnis di tempat wisata itu merupakan orang-orang yang paham dan mengerti tentang kondisi pantai.

"Kami mohon, tolong diperhatikan hal ini. Jangan terus-terusan kita mendengar jatuhnya korban jiwa. Kasihan sekali, rasa empati dan kepedulian kita tidak ada," ungkap Ridwan Jamil.

Baca juga: Dongeng Fabel Siput dan Kelinci yang Sombong Lomba Lari

Baca juga: Chord Kunci Gitar Suka Sama Kamu, Sejujurnya Aku Masih Ada Rasa

Baca juga: Takut Diadukan ke Raffi Ahmad Soal Pemalsuan Chat, Medina Zein Cicil Utang Rp 150 Juta

RJ menerangkan, papan-papan larangan mandi di lokasi-lokasi dilarang yang pernah dipasang oleh pihak terkait pada area-area pantai juga dicabut.

Sehingga, tambah Ridwan Jamil, rentetan para korban yang berjatuhan, hilang, dan ditemukan meninggal akibat terseret arus terus terjadi setiap saat.

"Besar harapan kami, agar para pelaku usaha di tempat wisata terlibat aktif dalam memberikan informasi yang benar kepada pengunjung tentang di lokasi mana saja yang dilarang untuk mandi.

Kalau sudah kejadian begini, sangat-sangat miris kita mendengarnya," pungkas Kalak BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil. (hd/mir)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul DUKA Study Tour Raushan Fikri Islamic School Langkat, 3 Meninggal dan 1 Kritis Terseret Ombak, 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved