Kim Jong Un Salahkan Pejabatnya soal Meluasnya Kasus Covid-19 di Korut
Kim Jong Un menuduh pejabat pemerintah tidak memadai ketika kasus demam melanda negara itu.
TRIBUNJATENG.COM, PYONGYANGN - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, mengecam tanggapan negaranya terhadap wabah covid-19.
Dilaporkan media pemerintah, Rabu (18/5), Kim Jong Un menuduh pejabat pemerintah tidak memadai ketika kasus demam melanda negara itu.
"Ketidakmatangan dalam kapasitas negara untuk mengatasi krisis meningkatkan kompleksitas dan kesulitan dalam memerangi pandemi," ujarnya, Selasa (17/5), dilansir CNA.
Dalam waktu relatif singkat, virus corona kini dilaporkan tengah merajalela di negara pimpinan Kim Jong Un itu.
Hingga Jumat (20/5), jumlah orang dengan gejala demam diduga covid-19 dilaporkan melebihi 2 juta kasus. Sementara, Korut melaporkan kasus pertama infeksi virus corona pada pertengahan bulan ini, yakni 12 Mei.
Pemerintah Korut melaporkan wabah varian Omicron di ibu kota Pyongyang, dan mengumumkan tindakan penguncian. Namun, virus itu sudah lebih dulu menyebar luas ke luar ibu kota, terutama di pedesaan.
Korut pada Kamis (19/5) malam waktu setempat, melaporkan 263.370 tambahan orang dengan gejala demam, dan dua kematian baru, sehingga total kasus dugaan covid-19 mencapai 2,24 juta. Sementara itu, ada 65 kematian yang tercatat, lapor media pemerintah, KCNA.
Korut diketahui belum memulai vaksinasi massal. dan memiliki kemampuan pengujian yang terbatas. Hal ini membuat banyak ahli khawatir kemungkinan sulitnya untuk menilai seberapa luas dan cepat penyebaran penyakit itu.
Kim Jong Un menyebut wabah covid-19 yang menyebar dengan cepat di Korea Utara adalah bencana besar bagi negara itu, menurut media pemerintah.
Ia pun menyerukan pertempuran habis-habisan untuk mengatasi penyebaran virus selama pertemuan darurat pada Sabtu (14/5) lalu. Ada kekhawatiran wabah besar dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan di Korut.
"Penyebaran epidemi ganas adalah gejolak (terbesar) yang terjadi di negara kita sejak didirikan," kata kantor berita resmi KCNA mengutip pernyataan Kim Jong Un, dilansir BBC.
Kim Jong Un menyalahkan krisis pada ketidakmampuan birokrasi dan medis, dan menyarankan pelajaran dapat dipelajari dari tanggapan negara-negara seperti China.
Diketahui, pengakuan kasus covid itu menandai berakhirnya 2 tahun klaim Korut untuk bebas dari covid-19. Negara rahasia itu menolak tawaran dari komunitas internasional untuk memasok jutaan dosis AstraZeneca dan buatan China pada tahun lalu.
Sebaliknya, mereka mengklaim telah mengendalikan covid-19 dengan menutup perbatasannya pada awal Januari 2020.
Korut berbagi perbatasan darat dengan Korsel dan China, yang sama-sama berjuang melawan wabah. China kini masih berjuang untuk menahan gelombang Omicron dengan penguncian di kota-kota terbesarnya.
Sejak pengumuman kasus covid-19, Kim Jong Un terlihat mengenakan masker di televisi. Ia memerintahkan kontrol virus darurat maksimum, yang tampaknya mencakup perintah untuk penguncian lokal dan pembatasan berkumpul di tempat kerja. (Tribunnews)