Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehata

Pohon Bendo, Kerabat Nangka yang Kaya Manfaat dan untuk Obat

pohon Bendo merupakan jenis pohon kerabat dekat nangka yang sama-sama termasuk suku Moraceae.

Editor: galih permadi
budi santoso/BKSDA Jateng
pohon Bendo merupakan jenis pohon kerabat dekat nangka yang sama-sama termasuk suku Moraceae. 

TRIBUNJATENG.COM - Artocarpus elasticus atau tumbuhan yang dikenal dengan nama lokal pohon Bendo merupakan jenis pohon kerabat dekat nangka yang sama-sama termasuk suku Moraceae.

Pohon ini memiliki nama lokal yang berbeda di tiap daerah, seperti pohon kalam di Mentawai, pohon torop di Karo, pohon teureup di Sunda dan pohon Bendo di Jawa.

Sejumlah spesies Artocarpus digunakan sebagai makanan dan untuk obat tradisional di Asia Tenggara, tak hanya itu tanaman Artocarpus juga menawarkan manfaat obat yang luar biasa.

Deskripsi
Pohon Benda dapat tumbuh hingga 45 m tingginya dengan diameter batang mencapai 90 cm.

Batangnya berbanir setinggi 3 m, batang berwarna coklat keabu-abuan, berkisar dari halus hingga sedikit bersisik, bergetah putih saat terluka.

Daun tersusun spiral, dengan rambut kasar pada permukaan atas dan bawah.

Daunnya dimorfik, di mana tanaman muda memiliki daun lobus dalam dan pohon dewasa memiliki seluruh daun elips hingga lonjong, panjang sekitar 15 – 60 cm dan lebar 10 – 35 cm. Vena lateral menonjol di bagian bawah daun dan tangkai daun memiliki panjang 4 – 10 cm.

Stipula panjang 6 – 20 cm, tertutup rapat oleh bulu-bulu berwarna coklat kekuningan atau kemerah-merahan, membungkus hampir seluruhnya di sekitar batang (amplexicaul), meninggalkan bekas stipula melingkar ketika dijatuhkan.

Bunga (panjang sekitar 4 – 7,5 cm), soliter dan terletak di ketiak daun. Bunga jantan dan betina terjadi pada individu yang berbeda.

Bunga jantan memiliki benang sari panjang 0,9 mm dan kepala sari lonjong sedangkan bunga betina memiliki gaya sederhana atau bifid yang menonjol keluar.

Buahnya silindris dengan panjang hingga 12 cm dan lebar 6 cm, berduri melengkung yang lembut.

Buahnya berwarna kuning keputihan dan matang kecoklatan dengan bau tengik. Biji ditutupi daging sukulen berwarna putih.

Ekologi
Dapat ditemukan dengan mudah di hutan diptero campuran, hutan kerangas dan sub-pegunungan yang tidak terganggu hingga sedikit terganggu, hingga ketinggian 1500 m. Pada situs aluvial, lereng bukit dan punggung bukit dengan tanah berpasir sampai lempung.

Kandungan Kimia
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Artocarpus elasticus memiliki beberapa senyawa yang dapat disusun menjadi jalur biogenesis senyawa flavonoid.

Senyawa-senyawa tersebut antara lain artelastisin, artelastoheterol, artelasticinol, sikloartobiloksanton, sikloartelastosantendiol, dan sikloartelastosanton.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved