Berita Jateng
Puluhan Buruh KASBI Jateng Gruduk Kantor Gubernur, Ada Apa ?
Puluhan buruh menggruduk Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Tegah, Sabtu (21/5/2022).
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Puluhan buruh menggruduk Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Tegah, Sabtu (21/5/2022).
Buruh tersebut tergabung dalam Konfenderasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).
Pada demo kali ini, KASBI Jawa Tengah menyoroti beberapa hal yang menjadi persoalan-persoalan di Jawa Tegah yang dinilai pemerintah tidak bisa menyelesaikan.
Baca juga: Kasemen Liga Italia Setelah Juventus Takluk dari Fiorentina di Laga Pamungkas
Baca juga: Tottenham Hotspur Paling Potensial Datangkan Ivan Perisic, Ada Faktor Antonio Conte
Baca juga: Rohit Chand Dilepas Persija Jakarta, Pemain Terloyal Asal Nepal, Gabung Macan Kemayoran Sejak 2014
"Tuntutan ada beberapa hal, persoalan buruh, HAM, pendidikan, lingkungan dan pelecehan seksual juga. Kita merangkum beberapa persoalan yang jadi masalah di Jateng," kata Koordinator KASBI Jawa Tengah, Mulyono.
Namun ada point utama yang menjadi sorotan para pendemo. Lagi-lagi para pendemo menyoroti tentang omnibuslaw.
Mereka menilai bahwa omnibuslaw adalah kecatatan konstitusi, ditambah pemerintah memaksa untuk tetap memberlakukan bersama Peraturan Pemerintah turunannya.
"Kami tetap menolak Omnibuslaw. Omnibuslaw merugikan kita, Omnibuslaw cacat konstitusi dan pemerintah memaksa untuk tetap diberlakukan dengan PP turunannya," tegasnya.
Hal itulah, yang membuat para pendemo resah dan merasa terpuruk.
"Apalagi PP 34 tentang kontrak outsourcing yang diperluas juga tentang pesangon dan penghitungan PHK yang sangat berbeda jauh dengan undan-undang nomor 13," ucapnya.
Ia juga menambahkan di PP nomor 36 dengan adanya relokasi industri besar-besaran terlebih di Jawa Tengah tidak sesuai dengan realitanya.
"Di PP 36 Dengan adanya relokasi industri besar-besaran di Jawa Tengah, diharapkan memberikan dampak positif bagi buruh. Yakni dengan memberikan upah layak dan dibukakan lapangan pekerjaan seluas luasnya, tetapi kenyataannya sampai sekarang juga masih banyak pengangguran di Jawa tengah dan upah kita terburuk dan murah," jelasnya.
Dengan munculnya Omnibuslaw, mereka menilai menjadikan kaum buruh terpuruk.
Baca juga: Kylian Mbappe Tetap di PSG, Real Madrid Gigit Jari, Jendela Transfer Sudah Ditutup
Baca juga: Aksi Nyata Kagama Jateng, Serahkan Bantuan Rp 109 Juta, Renovasi 7 Rumah di Karanggayam Kebumen
Baca juga: Remaja Pelaku Pembunuhan Pegawai Salon di Baubau Ditangkap Setelah Buron 2 Bulan
"Adanya omnibuslaw membuat kita lebih terpuruk karena upah kita tidak akan bisa naik lagi dan itu diputuskan oleh pemerintah berdasarkan instansi," terangnya.
"Dulu pertumbuhan ekonomi dan surveinya itu sudah dihilangkan semua. ini membuat kita resah," tambahnya.
Dari pantauan di lokasi, demo tersebut berjalan dengan kondusif. Para pendemo melakukan unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jawa Tengah dengan bernyanyi, membacakan puisi yang berisikan kritik-kritik terhadap pemerintahan. (Rad)