Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Ribuan Pelayat Bergantian Menyalatkan Buya Syafii Maarif, Tetangga hingga Presiden Ungkap Kehilangan

Mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengembuskan napas terakhirya, Jumat (27/5/2022), di RS PKU Muhammadiyah Gamping

Editor: muslimah
YOUTUBE
Buya Syafii Maarif 

TRIBUNJATENG.COM - Indonesia kehilangan sosok guru bangsa Buya Syafii Maarif.

Sosoknya akan selalu dikenang.

Ribuan pelayat dari berbagai kalangan memadati Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, untuk mengantarkan jenazah Buya Syafii Maarif menuju peristirahatan terakhirnya.

Mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengembuskan napas terakhirya, Jumat (27/5/2022), di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Baca juga: Berduka Atas Wafatnya Buya Syafii, Puan: Selamat Jalan Guru Bangsa

Baca juga: Ganjar Ikut Salati Jenazah Buya Syafii Maarif di Masjid Gedhe Kauman

Jenazah Syafii Maarif tiba di Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, persis pukul 11.39.

Di sana ribuan pelayat sudah menunggu.

Bergantian, mereka menyalatkan Buya Syafii  selepas ibadah salat Jumat, tak terkecuali Presiden Joko Widodo dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

"Beliau adalah kader terbaik Muhammadiyah yang selalu menyuarakan tentang keberagaman dan selalu menyuarakan tentang toleransi umat beragama dan beliau juga selalu menyampaikan pentingnya Pancasila bagi perekat bangsa," kata Jokowi.

"Kita semua adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kita akan kembali."

Bergantian, selepas salat Jumat, kemarin, ribuan pelayat menyalatkan Buya Syafii.

Ganjar Pranowo Ikut Salati Jenazah Buya Syafii Maarif di Masjid Gedhe Kauman
Ganjar Pranowo Ikut Salati Jenazah Buya Syafii Maarif di Masjid Gedhe Kauman (Istimewa)

Mereka bahkan terus mengiringi jenazah mulai dari dalam Masjid Gedhe Kauman hingga masuk ke ambulans, yang akan mengantar jenazah Buya menuju di Pemakaman Husnul Khatimah di Kulon Progo.

"Mudah-mudahan Bapak Safii mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan amal-amal yang sangat baik dipersembahkannya untuk bangsa dan negara," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, seusai menjadi imam salat jenazah di Masjid Gedhe Kauman.

Mahfud mengatakan bahwa Buya Syafii merupakan tokoh yang selalu berpikir untuk kepentingan bangsanya sampai saat-saat terakhir.

Ia juga mengajak semua orang yang mencintai Buya Syafii untuk melanjutkan ilmu yang telah diajarkan almarhum semasa hidup. 

"Saya kira kita semua yang mencintai Pak Syafii Maarif perlu melanjutkan ilmunya dalam kehidupan bersama berbangsa dan bernegara yang rukun, bersatu, yang saling membantu dalam prinsip hubungan antarmanusia," kata Mahfud.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo, yang juga hadir di Masjid Gedhe Kauman bersama jajarannya, mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah kehilangan salah satu tokoh bangsa.

"Semoga apa yang menjadi pesan beliau bisa terus kita lanjutkan, sehingga bangsa ini bisa terus menjadi lebih baik," kata Kapolri.

Tetangga Bersedih

Kepergian Buya Syafii Maarif juga membawa duka mendalam terutama bagi para tetangga di kediaman almarhum di Perumahan Nogotirto Elok II, Jalan Halmahera D 76, Gamping, Sleman.

Para tetangga merasa kehilangan.

Bagi mereka, Buya adalah guru dan panutan. 

"(Sosok beliau) sulit digambarkan. Sulit dicari gantinya. Hatinya lebar."

"Dia tidak membedakan agama, menerima siapa pun di rumahnya," kata Bambang Ramlan, warga di seputar rumah almarhum. 

Buya, kenang Bambang, adalah sosok yang dermawan suka membantu warga yang sedang kesulitan.

"Kalau ke sini hari raya, di sini banyak orang tidak mampu datang ke sini," ucap dia. 

Hal senada diungkapkan Totok, Ketua RT 07 RW 08, Nogotirto.

Menurutnya, sosok Buya Syafii Maarif di kampung Nogotirto dikenal sebagai ulama sekaligus guru. 

"Beliau aktif dalam setiap kegiatan keagamaan di masyarakat. Kalau ada yang kesusahan, beliau membantu. Betul."

"Kami sangat kehilangan guru dan kehilangan panutan. Banyak sekali yang diberikan beliau terhadap lingkungan di sini," ujarnya. 

Sebelum meninggal, Buya Syafii sempat dirawat selama 13 hari di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena sakit jantung.

Sakitnya sempat membaik, tetapi takdir berkata lain.

Ulama kelahiran 31 Mei 1935 itu meninggal dunia di ruang ICCU RS PKU Muhammadiyah Gamping persis pukul 10.15 WIB.

(tribun network/dan/sri/kps/wly)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved