Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tradisi Kliwonan di Batang Kembali Digelar, 2 Tahun Vakum

Sudah dua tahun semenjak pandemi melanda, akhirnya tradisi kliwonan yang sudah dirindukan masyarakat Kabupaten Batang kembali diadakan.

Penulis: dina indriani | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/ Dina Indriani
Suasana keramaian tradisi kliwonan pasar malam di Alun-alun Batang, Kamis (2/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Sudah dua tahun semenjak pandemi melanda, akhirnya tradisi kliwonan yang sudah dirindukan masyarakat Kabupaten Batang kembali diadakan.

Tradisi Kliwonan merupakan tradisi turun temurun sejak dulu sampai sekarang.

Bagi masyarakat Batang, malam Jumat Kliwon merupakan malam yang sangat dinanti-nanti dan penuh dengan kegembiraan. 

Adanya pelonggaran kebijakan dari Presiden Joko Widodo pada tanggal 17 Mei 2022 kemarin tentang pelonggaran protokol kesehatan di luar ruangan menjadi angin segar untuk masyarakat Kabupaten Batang menggelar tradisi kliwonan

“Melihat kondisi ini saya mempersilahkan masyarakat Kabupaten Batang jika memang akan menggelar kembali Tradisi Kliwonan yang sudah terhenti 2 tahun ini,” tutur Kepala Disperindagkop Kabupaten Batang Subiyanto kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/6/2022).

Pihak Pemerintah daerah sendiri tidak mempunyai kewenangan membuka karena ini adalah tradisi yang sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat.

“Saya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Batang untuk Tradisi Kliwonan harus ada beberapa dibatasi seperti 75 persen pedagang yang boleh berjualan.

Dan ada pembatasan waktu yakni tradisi kliwonan jam 22.00 WIB sudah harus selesai peraturan ini mengacu pada PPKM Kabupaten Batang yang masih Level 2,” jelasnya.

Tak lupa juga untuk masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan memakai masker meskipun di luar ruangan dipastikan hal ini akan menyebabkan kerumunan.

“Keuninakan Tradisi Kliwonan yang selalu mengadakan Pasar Malam yang dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun antar kota,” ungkapnya.

Pasar malamnya terdapat berbagai macam kebutuhan seperti wahana permainan, makanan, tanaman, dan barang.

“Salah satu alasan mengapa dilaksanakannya Tradisi Kliwonan yaitu karena pada hari tersebut Bahurekso melakukan bertapa untuk mendapakan kekuatan, sehingga para keturunannya mempercayai bahwa hari tersebut merupakan hari yang keramat,” pungkasnya.(din)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved