Program PINTAR

Meriah! SMP Negeri 6 Semarang Terapkan Praktik Baik Ala Tanoto Foundation Saat HUT Sekolah

Kami senang dan bangga atas penyelenggaraan bazar kewirausahaan SMP Negeri 6 Kota Semarang.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Istimewa
Siswa-siswi antre untuk membeli minuman yang dijual oleh temannya 

TRIBUNJATENG.COM - Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya praktik baik dilakukan di dalam kelas. Adapula kegiatan yang sebagian praktiknya dilakukan di rumah dan sebagian lagi di sekolah.

Namun, hal berbeda dilakukan oleh SMP Negeri 6 Kota Semarang. Pada HUT ke-69-nya, kepala sekolah bersama para guru menggelar bazar wirausaha yang dijalankan oleh para siswa.

Bazar wirausaha merupakan bentuk praktik baik yang dilakukan oleh para siswa berdasarkan pengalaman belajar selama di kelas dan kreativitas bersama.

Dalam praktiknya pun melibatkan seluruh warga sekolah.

Melalui proses belajar di luar kelas ini, siswa belajar melayani dan berwirausaha
Melalui proses belajar di luar kelas ini, siswa belajar melayani dan berwirausaha (Istimewa)

Pelaksanaannya tidak sembarangan. Prinsip mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi, yang dikenal dengan Konsep MIKiR ala Tanoto Foundation dijadikan sebagai landasan penyelenggaraan kegiatan.

“Awalnya, kami merencanakan kegiatan ini berdasarkan imbauan dari Bapak Walikota Semarang yang berpesan agar sekolah lebih proaktif untuk membangun kreativitas siswa-siswi.

Karena kami mendapat banyak bekal dari Tanoto Foundation terkait praktik baik, maka kami mencoba mengaplikasikan ke dalam skala yang lebih besar, yaitu lingkup sekolah bukan kelas,” ungkap Suparno, S.Pd., M.Pd, Kepala SMP Negeri 6 Kota Semarang.

Seorang siswi membeli minuman dengan kupon dan koin
Seorang siswi membeli minuman dengan kupon dan koin (Istimewa)

Tak hanya itu, Suparno menjelaskan bahwa ada faktor lain sebagai pencetus ide penyelenggaraan kegiatan.

“Karena SMP Negeri 6 Kota Semarang ditunjuk sebagai calon sekolah adiwiyata dan model sekolah sehat, maka kami berembug dan memutuskan untuk memanfaatkan momen-momen ini ke dalam satu momen besar sekolah kami, yakni saat HUT ke-69,” terang Suparno.

Seorang murid sedang menyiapkan masakannya untuk dijual
Seorang murid sedang menyiapkan masakannya untuk dijual (Istimewa)

Salah satu hal unik pada pelaksanaan bazar wirausaha adalah digunakannya koin dan kupon yang digunakan dalam jual beli.

“Kami memilih konsep tersebut sebagai sarana untuk mengenalkan pada siswa bahwasanya bentuk sistem peredaran uang tidak uang secara fisik atau mata uang rupiah saja.

Di masa mendatang, peredaran mata uang akan lebih bermacam-macam. Jadi, kami mencoba memulai dengan praktik sederhana dulu, sehingga harapan kami nanti adalah siswa-siswi dapat belajar untuk lebih meng-global,” ungkap Pambudi selaku ketua panitia kegiatan.

Acara yang diselenggarakan setiap tahun tersebut digelar dengan tujuan sebagai ajang kreativitas dan inovasi siswa-siswi.

“Ada pelajaran prakarya yang mengharapkan anak-anak di masa mendatang sebagai pencipta lapangan pekerjaan.

Halaman
123
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved