Khilafatul Muslimin

Ustaz Yahya Marah BNPT Kaitkan Khilafatul Muslimin dengan Ponpes Ngruki: Seakan Sarang Teroris

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol Sukoharjo geram dengan pernyataan Direktur Pencegahan (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakid.

Tribun Jateng/ Muhammad Sholekan
Direktur Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo, Ustaz Yahya (berbatik kuning) saat memberikan keterangan kepada wartawan pada Rabu (8/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol Sukoharjo geram dengan pernyataan Direktur Pencegahan (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakid.

Direktur Ponpes Al Mukmin, Ustaz Yahya merasa geram lantaran, Ahmad Nurwakid menyebut Pemimpin Tertinggi Khalifatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja sebagai salah satu pendiri ponpes tersebut.

Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Ust. Yahya geram dengan pernyataan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulan Teroris (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakid.

Menurut Yahya, adanya pernyataan tersebut semakin membuat masyarakat memberikan stigma negatif kepada ponpes yang dia pimpin.

"Kami tidak akan melakukan tuntutan macam-macam, selama memang ini harus diadakan perbaikan berita. Jangan sampai berita ini merugikan kami," ungkapnya, Rabu (8/6/2022).

Menurutnya, ponpes yang lekat dengan sosok Abu Bakar Ba'asyir itu selalu dikait-kaitkan bila terjadi penangkapan teroris.

Sehingga, lanjut dia, tertanam dalam pikiran masyarakat bahwa Ponpes Ngruki (sebutan umum Ponpes Al Mukmin) adalah sarang teroris. 

"Selama ini Pondok Ngruki setiap saat mendapatkan fitnah yang terkadang kami klarifikasi tidak berhenti dan terus berkembang," terangnya.

Dia menegaskan, stigma Ponpes Ngruki sebagai sarang teroris berasal dari fitnah yang terus-menerus diulang. 

"Itukan merugikan pendidikan kami. Guru-guru kami juga perlu mendapatkan ketenangan dalam mengajar dan mengelola, tidak hanya menanggapi isu yang berkembang setiap saat," terangnya. 

Yahya berharap, kejadian pengkaitan penangkapan teroris dengan Ponpes Ngruki seperti yang diungkapkan Ahmad Nurwakid menjadi yang terakhir. 

"Ponpes Al Mukmin adalah lembaga yang ikut mencerdaskan anak bangsa," tuturnya. 

Yahya menambahkan, para guru tidak mengajarkan agar para santri tidak taat pada pemerintah.

Semua aturan pemerintah akan diikuti baik oleh pengurus, guru, ataupun murid. 

"Para alumni itu bahkan menerbitkan buku Kiprah Santri Kepada Indonesia. Anak-anak kami sudah berada di berbagai instansi negara. Mereka bekerja dan mendapatkan prestasi," tandasnya.

Diketahui, Polda Metro Jaya resmi menahan Pemimpin Tertinggi Khalifatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja setelah ditetapkan sebgai tersangka.

Hasan Baraja sebelumnya ditangkap oleh Ditreskrimum Polda Lampung di Kota Bandar Lampung pada Selasa (7/6/2022) pagi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved