Berita Jateng
28 Atlet Paralayang Ikuti Challenge Agar Bisa Naik Level
Sekitar 28 atlet paralayang ikuti XC Challenge di Gunung Gajah Telomoyo Kabupaten Semarang.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Sekitar 28 atlet paralayang ikuti XC Challenge di Gunung Gajah Telomoyo Kabupaten Semarang.
Kegiatan XC Challenge ini diperuntukan untuk Penerbang Lanjutan (PL) level dua paralayang.
Ke 28 atlet paralayang tersebut ikut challenge ini untuk melatih keterampilan terbang lintas alam.
Ketua panitia XC Challenge, Aldi mengatakan bahwa para atlet paralayang ikuti kegiatan ini untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi atau PL 3.
“Jadi mereka mengikuti kegiatan ini salah satunya untuk memenuhi syarat PL 3, salah satu syarat yakni dapat terbang sejauh 20 KM,” kata Aldi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (11/6/2022).
Para atlett paralayang saat terbang harus berkeliling di atas tergantung keadaan cuaca saat ini.
“Kita akan memberikan tugas kepada mereka dengan memberikan GPS untuk memenuhi jarak tempuh sekitar 20 Km,” jelasnya.
Gunung Gajah Telomoyo merupakan salah satu tempat yang istimewa untuk paralayang.
“Menurut saya gunung ini adalah tempat yang terbaik di Indonesia, di gunung ini kita bisa terbang berjam jam,”
Untuk menerbangkan paralayang tentunya mengikuti tinggi rendahnya awan, untuk saat ini ketinggian awan mencapai 1800 Mdpl.
“Saya pernah terbang dengan ketinggian mencapai 2300 Mdpl karena saat itu ketinggian awan juga cukup tinggi dan cuaca cerah,” ujarnya.
Sementara itu, pilot paralayang asal Sumatra Barat, Fadli mengaku dalam kegiatan ini harus memiliki skill yang lebih karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
“Ada titik koordinat yang ditentukan panitia sehingga kita harus menuju tempat itu, jika dilakukan secara langsung itu tidak bisa sampai,” kata Fadli kepada Tribunjateng.com.
“Kita harus berusaha bertahan di udara dulu kemudian kita baru menuju titik tersebut,” tambahnya.
Akibat cuaca yang berawan, saat ia terbang tidak lama langsung masuk ke dalam awan dan mengakibatkan kehilangan navigasi untuk melihat daratan.