Kabupaten Semarang

Astagfirullah, 3.930 Balita di Kabupaten Semarang Alami Stunting, Tertinggi di Kecamatan Tengaran

Dinkes Kabupaten Semarang menyebut saat ini angka prevalensi pada kasus stunting sebanyak 5,8 persen, dimana ada 3.930 balita yang menderita.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
PEMKAB SEMARANG
Forkopimda Kabupaten Semarang menandatangani komitmen pencegahan dan penanganan stunting di Abimantrana Ballroom The Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (16/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pemkab Semarang sedang memperhatikan secara serius kasus stunting di Kabupaten Semarang.

Berdasarkan penuturan Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Nur Hidayat, saat ini angka prevalensi pada kasus tersebut sebanyak 5,8 persen.

Baca juga: Bisnis Event Organizer di Semarang Semakin Bergeliat

Baca juga: Kasir Minimarket di Bergas Semarang Ditusuk Pisau oleh 5 Perampok, Karena Tak Mau Tunjukkan Brankas

Baca juga: DPRD Kota Semarang Minta Penataan SCJ Transparan

Baca juga: Air PDAM Wilayah Klipang Semarang Mengalir Kecil Bahkan Sering Mati

“Sampai awal 2023, targetnya berada di bawah angka itu,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/6/2022).

Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Semarang, Bambang Pujiyarto, mengatakan, saat ini terdapat 3.930 balita yang mengalami stunting.

Sebagian besar kasus berada di Kecamatan Tengaran.

Sementara kasus lain tersebar di Kecamatan Banyubiru, Bergas, Pringapus, Sumowono, Pabelan, dan Bawen.

“Tahun ini ada 20 desa di 8 kecamatan yang menjadi lokasi penanganan stunting,” terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/6/2022).

Lebih lanjut, menurut Dwi Syaiful, penanganan stunting tidak hanya mencakup pemenuhan gizi ibu hamil dan balita.

Menurutnya, faktor lain terutama penyiapan sanitasi lingkungan yang baik juga berperan penting.

“Karenanya, semua pemangku kepentingan dari berbagai sektor harus dilibatkan dalam tahapan penanganan,” pungkasnya. (*)

Baca juga: PKB Terbanyak Terima Bantuan Keuangan Parpol di Kendal, Disusul PDI Perjuangan

Baca juga: Jelajah Pusaka Kajen Pati Kembali Diaktifkan, Memandu Tamu Berwisata Budaya, Sempat Vakum Dua Tahun

Baca juga: Dua Benda Berusia 3.000 Tahun Ini Bisa Ungkap Budaya Sanxingdui, Ditemukan di Barat Daya China

Baca juga: Tiga Hadiah Pinalti Kontroversial di Piala Presiden 2022, Dua Terjadi di Menit Akhir

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved