Berkah Piala Presiden 2022, Saimin Penjual Arem-arem Bisa Raup Omzet Rp 400 ribu
Saimin (69) warga Sragen, di bawah guyuran hujan sedang menjajakkan dagangannya. Dia membawa sekotak penganan berupa arem-arem, tahu, dan kacang rebus
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Sore saat laga Dewa United FC melawan PSIS Semarang yang digelar pada Jumat (17/6/2022) di Stadion Manahan Solo hujan turun dengan lebat.
Laga lanjutan turnamen pramusim Piala Presiden 2022 tersebut menjadi match kedua. Di dalam stadion, sorak-sorai suporter dan jalannya pertandingan begitu semarak.
Namun, di luar stadion, ada pemandangan yang kontras dibanding di dalam stadion.
Saimin (69) warga Sragen, di bawah guyuran hujan sedang menjajakkan dagangannya. Dia membawa sekotak penganan berupa arem-arem, tahu, dan kacang rebus.
Sudah sejak tiga laga sebelumnya, dia selalu setia menjajakkan dagangannya. Meski hujan mendera, keriput di mukanya tak menunjukkan rasa letih.
Dia bersyukur, laga pramusim sepak bola tanah air sudah digelar dengan penonton. Hal itu menjadi berkah untuk kehidupan ekonominya sehari-hari.
"Alhamdulillah, ini berkah. Dengan adanya pertandingan ini, saya bisa berjualan dan tak perlu ke sana ke mari menjajakkan dagangan saya," ucapnya.
Dia mengaku, sebelum adanya turnamen pramusim dengan penonton, dia harus berjalan jauh menawarkan dagangannya. Bahkan, omzet yang dia dapat tak sebanyak sekarang.
"Sekarang bisa dapat Rp 300 sampai Rp 400 ribu setiap berdagang di sini (Stadion Manahan Solo, red)," terangnya.
Meski hanya bisa menjual dagangannya di luar pagar jogging track, dia mengucap syukur berkali-kali karena sudah bisa masuk.
Biasanya, para suporter akan membeli dagangannya pada saat jeda babak pertama. Mereka akan keluar membeli penganan atau minuman.
Larangan membawa makanan berminyak harus disiasati dengan menghabiskan makanan yang sudah dibeli sebelum kembali ke tribun.
Selain makanan berminyak, para penonton juga dilarang membawa minuman berwarna dan membawa minuman yang ditaruh di dalam botol.
Cerita lain datang dari Hanafi (47), penjual minuman yang juga di tempat yang sama dengan Saimin.
Dia menjajakkan air mineral plus menyediakan plastik bening. Selain itu, dia bersama sang anak menjual es teh maupun teh hangat.