OPINI
OPINI Aji Sofanudin : Agama dan Inovasi
NAMA Aryanto Misel (AM) menjadi viral setelah menemukan bahan bakar kendaraan dari air yang diberi nama nikuba.
Di Indonesia sendiri kebanyakan berpaham ahlus sunnah wal jamaah atau aswaja. Dalam aswaja sendiri ada dua aliran yakni asy’ariyah dari tokoh Abu Al Hasan Al-Asyari dan maturidiyah dari tokoh Abu Manshur Al-Maturidi.
Cendekiawan Muslin Indonesia, A Qadry Azizi (alm) pernah mengusulkan agar menggeser sedikit teologi aswaja dari asy’ariyah ke maturidiyah. Mengingat asy’ariyah lebih dekat dengan jabariyah.
Padahal, prasyarat untuk pembangunan bangsa lebih didukung oleh paham qodariyah.
Terlepas perdebatan dua teologi klasik tersebut, hemat kami dalam konteks memajukan riset, perlu dikembangkan teologi agama pada dua level, yakni level individu periset dan level ekosistem riset nasional.
Dalam ranah individu perlu dikembangkan teologi sukses sebagai prasyarat untuk menciptakan agile people. Teologi ini memberikan suntikan nilai-nilai agama yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Invensi
Semangat iqro perlu terus digaungkan kepada setiap periset sehingga menghasilkan invensi (kebaruan yang bersifat global).
Sebagian dari invensi tersebut akan menghasilkan inovasi, memberikan kemanfaatan kepada umat manusia. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang mampu menciptakan inovasi.
Begitu juga semangat perubahan perlu terus digelorakan.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka mengubah keadaan mereka sendiri, begitu dalam QS. Ar-Ra’du: 11 seperti pernah dikutip Bung Karno dalam sidang PBB.
Dalam level nasional diperlukan teologi persatuan. Apalagi riset bidang agama yang sangat sensitif dan potensial bisa merusak persatuan.
Oleh karena itu, misalnya ada semacam road map, peta jalan, miles stone atau apapun namanya hendaknya diarahkan agar riset agama dibingkai dalam kerangka untuk memperkokoh persatuan bangsa.
Dalam level individu diperlukan agile people yang nasionalis. Bersama merawat konsensus bangsa, Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam level nasional, diperlukan ekosistem riset agama untuk memperkokoh persatuan Indonesia. Agama potensial untuk menjadi perekat bangsa, wa’tashimu bihablillahi jami’a, wala tafarraqu, berpegang teguhlah kepada tali agama Allah, dan janganlah bercerai berai (QS Ali Imran: 103). Wallahu’alam. (*)
Baca juga: Gol Telat Hulk Bawa PSIS Paksa Tahan Imbang Dewa United 2-2
Baca juga: PIALA PRESIDEN : Tiga poin di depan mata sirna kontra PSIS, Ini kata Dewa United
Baca juga: Fakta Ondrej Kudela Direkrut Persija Jakarta: Saya Masih Buta Informasi
Baca juga: Dewa United vs PSIS Semarang 2-2, PSIS Semarang Jadi Pemuncak Klasemen Sementara Grup A