Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mentan Bingung Harga Cabai Mahal

Meski harga cabai mahal, di tataran petani, produksi cabai tidak ada masalah.

Editor: Vito
Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah
ILUSTRASI: Pedagang cabai 

TRIBUNJATENG.COM, BALI - Harga komoditas cabai terus meroket hingga menyentuh Rp 100 ribu per kilogram. Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku heran.

Pasalnya, menurut dia, di tataran petani, produksi cabai tidak ada masalah.

“Lihat dan tanya di petani ada masalah? enggak,” katanya, selepas acara penyerahan 21 program pemberdayaan hasil integrasi lintas kementerian untuk Reforma Agraria, kepada penerima manfaat redistribusi tanah di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (21/6).

Menurut dia, terkait harga komoditas bukan berada di ranah Kementerian Pertanian (Kementan).

Namun, Syahrul tidak menjelaskan di mana letak permasalahan meroketnya harga cabai. “Kalau harga banyak faktor, banyak pihak,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementan diminta memperbaiki masalah produksi cabai yang belum stabil, di mana saat ini harga komoditas tersebut melonjak drastis.

"Kenaikan harga ini sangat meresahkan konsumen, karena belanja dapur merupakan kebutuhan pokok setiap rumah tangga," tutur anggota Komisi IV DPR, Johan Rosihan, Jumat (10/6) lalu.

Menurut dia, menjaga stabilitas produksi cabai agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen merupakan tanggung jawab Kementan, sehingga perlu mengoptimalkan penanganan pasca-panen.

“Saya minta Kementan mempelopori agar penyusutan dari produksi cabai dapat diminimalisir, melalui manajemen pasca-panen yang baik. Kita semua paham bahwa komoditas cabai ini tidak tahan lama, maka perlu teknologi pasca-panen, seperti resi gudang atau cold storage, dan lain-lain agar lebih tahan lama,” ucapnya.

Politisi PKS itu mendorong Kementan dapat memberikan insentif khusus kepada petani yang menanam cabai agar produksinya stabil serta membuat terobosan.

“Agar distribusi cabai segar selalu lancar ke daerah konsumen, sebab konsumsi cabai segar mencapai 60 persen, sehingga kestabilan produksi dan kelancaran distribusi cabai menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas harga di pasaran,” tandas Johan. (Tribunnews/Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved