Berita Nasional
Saling Sindir Cak Imin dan Yenny Wahid Kuak Luka Lama, Keributan Bermula di 2005
Awal mula Kegaduhan ini bermula dari pernyataan Yenny yang menyebut bahwa dirinya tidak lagi menjadi bagian dari PKB yang kini dipimpin oleh Muhaimin
TRIBUNJATENG.COM - Cak Imin dan Yenny Wahid sempat trending di Twitter terkait memanasnya lagi hubungan mereka.
Karena terjadi menjelang Pilpres 2024, aroma konflik jadi makin terasa.
Berikut sejarah konflik keduanya yang dimulai sejak 2005.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar kembali berseteru dengan putri kedua Gus Dur, Zaanuba Arifah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid.
Baca juga: Siswi SMK Bali Curi Uang di Pura untuk Bayar Tunggakan SPP, Kapolsek Tanggung Biaya Pendidikannya
Baca juga: Warga Kota Baubau Geruduk Kantor Polisi gara-gara Acara Joget Dibubarkan
Keduanya saling serang soal kepemilikan PKB, elektabilitas menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, hingga ketegangan PKB dengan Nahdlatul Ulama (NU).
Ribut-ribut keduanya mau tak mau membuka luka lama konflik antara keponakan dengan putri presiden ke-4 RI itu.
Awal mula Kegaduhan ini bermula dari pernyataan Yenny yang menyebut bahwa dirinya tidak lagi menjadi bagian dari PKB yang kini dipimpin oleh Muhaimin.
Yenny mengatakan, dirinya bagian dari PKB Gus Dur.
"Saya PKB Gus Dur, bukan PKB Cak Imin," kata Yenny usai menghadiri acara di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022), seperti dikutip Kompas TV, Kamis (23/6/2022).
Tak hanya itu, Yenny juga menyinggung minimnya elektabilitas Muhaimin.
Dia bilang, politisi yang elektabilitasnya rendah hendaknya tak memaksakan diri untuk maju pada Pemilu Presiden 2024.
"Kita mengimbau politisi yang surveinya enggak terlalu ngangkat enggak usah terlalu ngotot (maju pada pilpres)," ujarnya.
Terakhir, Yenny juga menyinggung ketegangan hubungan Muhaimin dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Dia bilang, seharusnya pimpinan PKB tak boleh berseberangan dengan warga Nahdliyin.
"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," katanya.