Berita Internasional
Raja Kasino Dhammika Perera Ditunjuk Jadi Menteri Investasi untuk Atasi Sri Lanka Bangkrut
Seorang Raja Kasino bernama Dhammika Perera (54) ditunjuk menjadi Menteri Investasi untuk menangani krisis ekonomi yang membuat Sri Lanka bangkrut.
TRIBUNJATENG.COM, COLOMBO - Seorang Raja Kasino bernama Dhammika Perera (54) ditunjuk menjadi Menteri Investasi untuk menangani krisis ekonomi yang membuat Sri Lanka bangkrut.
Ditunjuknya Raja Kasino Dhammika Perera sebagai Menteri Investasi untuk menangani krisis hingga membuat ekonomi Sri Lanka bangkrut dilakukan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Jumat (24/6/2022).
Dhammika Perera adalah operator kasino terbesar di Sri Lanka dan dikenal sebagai Raja Kasino.
Sebagai menteri investasi, Dhammika Perera bertugas menarik modal asing untuk membantu krisis parah hingga membuat Sri Lanka bangkrut.
Dhammika Perera menggantikan saudara bungsu Rajapaksa, Basil, yang mengundurkan diri dari parlemen dua minggu lalu.
Klan Gotabaya Rajapaksa yang berkuasa di Sri Lanka diterpa tekanan kuat untuk mundur karena salah urus ekonomi.
Namun, presiden Gotabaya Rajapaksa menolak mundur dan menunjuk legislator oposisi Ranil Wickremesinghe sebagai perdana menteri baru pada bulan lalu untuk menyelamatkan ekonomi Sri Lanka.
Kantor kepresidenan Sri Lanka mengatakan, Kementerian Investasi pimpinan Perera akan bertanggung jawab atas proyek reklamasi tanah Kota Pelabuhan atau Port City senilai 1,4 miliar dollar AS (Rp 20,76 triliun) yang diubah menjadi daerah kawasan bebas pajak di Colombo.
Amerika Serikat khawatir Port City bisa menjadi surga bagi para pencuci uang dan pelaku jahat lainnya.
Negara-negara Barat serta India sebagai kekuatan regional di Asia Selatan sejak lama sudah menyatakan keprihatinan atas pengaruh China yang tumbuh di Sri Lanka.
Dhammika Perera akan berada di kabinet Perdana Menteri Wickremesinghe, yang pada 2015 menggambarkan Raja Kasino itu sebagai salah satu dari empat pengusaha korup teratas di Sri Lanka.
Perera secara terbuka menyatakan kekaguman dan kesetiaannya kepada Mahinda Rajapaksa, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 9 Mei setelah krisis Sri Lanka bangkrut berujung kerusuhan nasional akibat kekurangan bahan pokok termasuk bahan bakar.
Sri Lanka bangkrut merupakan kondisi krisis ekonomi terburuknya, 22 juta orang mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan selama berbulan-bulan karena pemerintah kehabisan dollar untuk membiayai impor paling penting sekalipun.
Dhammika Perera di situs webnya mengeklaim, ia berencana meningkatkan pendapatan per kapita PDB Sri Lanka lebih dari tiga kali lipat dari saat ini 3.682 dollar AS (Rp 54,6 juta) menjadi 12.000 dollar AS (Rp 177,96 juta).
Dia mengatakan, akan mengumpulkan 5 miliar dollar AS (Rp 74,15 triliun) dalam bentuk deposito mata uang asing dengan menjual visa penduduk berdurasi 10 tahun kepada sekitar 50.000 orang asing yang bersedia menyetorkan 100.000 dollar AS (Rp 1,48 miliar) ke rekening bank lokal.