WNI Tahanan Imigrasi Malaysia Sering Dibiarkan Sakit hingga Meninggal
temuan TPF KBMB itu juga mengungkap dugaan pembiaran yang dilakukan petugas iigrasi Malaysia ketika tahanan mengalami sakit.

"Rumah tahanan itu menyediakan dokter. Jadi pemeriksaan rutin, bahkan kalau ada yang sakit mereka tinggal menyampaikan. Kalau sakitnya parah, tentu akan dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Meski demikian, Rafail mengakui, ada masalah lain terkait dengan sanitasi yang memang mengganggu kesehatan para deportan di DTI. Ia sendiri menyaksikan kondisi para deportan yang banyak mengalami penyakit kulit.
"Saya melihat sendiri, memang masalah penyakit kulit, mereka itu banyak yang gatal-gatal dan sebagainya. Saya menyimpulkan mereka mungkin ketika mandi tidak bersih, tidak menggunakan sabun, dan sebagainya," terang Rafail.
Konsul RI di Tawau, Heni Hamidah menjelaskan, kondisi DTI yang sering kali melebihi kapasitas membuat buruknya sanitasi menjadi satu masalah yang dialami para deportan.
Di DTI Tawau, per Jumat (24/6), jumlah deportan mencapai lebih dari 2.000 orang, sementara kapasitas DTI hanya 1.500 orang.
"Yang dikeluhkan selama ini memang fasilitas, misalnya ruang tahanan yang sempit, WC yang selalu penuhlah karena banyaknya tahanan, kemudian mungkin makanan juga dikeluhkan. Tapi ini sudah saya sampaikan ke pihak imigrasi untuk terus diupdate," tuturnya. (Kompas.com)