Berita Semarang
Putri Prihatin Banyak Pelajar Terpengaruh Iklan Kosmetik Cepat Memutihkan Kulit: Bahaya Sekali
Mengenakan kemeja putih dan kain bertuliskan Duta Kosmetik Aman, seorang pelajar berusia 15 tahun keluar dari ball room Hotel Santika Premiere
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mengenakan kemeja putih dan kain bertuliskan Duta Kosmetik Aman, seorang pelajar berusia 15 tahun keluar dari ball room Hotel Santika Premiere Semarang.
Pelajar itu adalah Michael Putri Yasika, siswi kelas XI di SMAN 8 Kota Semarang.
Putri baru saja mengikuti kegiatan yang digelar oleh BPOM Semarang, ia juga terpilih menjadi duta kosmetik untuk mewakilinya sekolahnya.
Seleksi panjang juga Putri lalui untuk bisa menyabet gelar duta kosmetik dari BPOM.
Baca juga: Hendi Resmikan Jalan Ki Narto Sabdo Semarang, Ahli Waris: Kami Sangat Terharu
Baca juga: PSIS Semarang Vs Persib Bandung Jadi Final Idaman Piala Presiden 2022, Ini Perjalanan ke Sana
Bukan tanpa alasan Putri mengikuti seleksi tersebut, keprihatinan penggunaan kosmetik tanpa merek di kalangan rekan-rekannya mendorongnya untuk mengikuti seleksi.
Kini Putri didapuk mejadi duta kosmetik aman bersama 33 pelajar dari berbagai daerah di Kota Semarang, dan sekitarnya.
Ia pun berjanji akan memberikan pemahaman terkait kosmetik aman di tengah peredaran kosmetik ilegal di kalangan pelajar.
"Sekarang kosmetik ilegal atau tanpa merek banyak beredar dan digunakan pelajar. Padahal kandungan di dalam kosmetik itu belum jelas," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (29/6/2022).
Menurutnya, kosmetik tanpa merek tersebut juga sangat mudah dibeli oleh pelajar.
"Lewat aplikasi belanja online biasanya, harganya juga murah dan iklannya bisa cepat memutihkan atau membuat glowing," paparnya.
Tak hanya itu, keprihatinan Putri juga semakin menjadi-jadi kala rekannya mengalami iritasi kulit setelah menggunakan kosmetik yang dibeli lewat online.
"Tentunya hal itu berbahaya, apalagi jika kosmetik tersebut mengandung merkuri, yang jangka panjang akan merusakkan organ manusia," papar Putri.
Untuk itu Putri mengikuti seleksi duta kosmetik, ia ingin memberikan edukasi mengenai kosmetik aman.
Adapun Kepala BPOM Semarang Sandra M P Linthin, menambahkan, peredaran kosmetik ilegal memang marak di kalangan pelajar.
"Bahkan beberapa waktu lalu, kami bersama petugas gabungan menangkap pembuatan kosmetik palsu yang masih berusia 18 tahun di Kudus," terangnya.
Selain keuntungan yang menggiurkan, biasanya kosmetik ilegal menawarkan dengan iklan cepat memutihkan.
"Omzet pembuat kosmetik palsu tersebut bahkan mencapai Rp 100 juta setiap bulannya. Namun kandungan di dalam produknya membahayakan bagi kesehatan manusia," tambahnya. (*)