Berita Sragen
Berkah Pandemi, Emak-emak di Sragen Sukses Usaha Online hingga Dirikan Paguyuban
Pandemi Covid 19 menjadi ujian bagi sebagian masyarakat karena perekonomian lumpuh. Tapi kondisi sulit itu rupanya membawa hikmah tersendiri bagi seba
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN- Pandemi Covid 19 menjadi ujian bagi sebagian masyarakat karena perekonomian lumpuh. Tapi kondisi sulit itu rupanya membawa hikmah tersendiri bagi sebagian orang.
Andai tidak ada pandemi, belum tentu Sumini, warga Kelurahan Pilangsari Kecamatan Ngrampal dan teman-temannya bisa berbisnis seperti sekarang ini.
Kondisi sulit menjadi pelecut Sumini dan kawan-kawannya untuk berkreasi. Sehingga mereka bisa bertahan di tengah gempuran pandemi. Lebih dari itu, kreativitas mereka berjualan bisa meningkatkan kesejahteraan.
Saat aktivitas publik dibatasi, termasuk transaksi ekonomi, Sumini justru melihat ada peluang besar.
Budaya masyarakat dalam bertransaksi ikut berubah. Mereka memesan berbagai kebutuhan via online untuk menghindari kontak langsung.
Wajar saat pandemi, muncul banyak pedagang baru atau reseller yang berjualan di media sosial. Sumini tak menganggap mereka sebagai pesaing yang meresahkan.
Mereka justru menjadi saling terhubung satu sama lain. Keberadaan banyak pedagang di pasar online itu justru hal positif. Karena mereka bisa saling menjualkan produk sebagai reseller. Dari situ mereka butuh bertemu (COD) untuk mendapatkan barang atau produk.
"Kalau dulu COD nya di alun-alun. Sekarang sudah pindah di stadion, "katanya, Kamis (30/6/2022)
Karena banyaknya pedagang yang terhubung, mereka akhirnya membentuk organisasi untuk mewadahi kepentingan bersama.
Paguyuban Sumber Rejeki namanya. Perkumpulan itu jadi wadah bagi pedagang yang kebanyakan emak-enak untuk memajukan usaha bersama.
Tidak harus menunggu sepekan atau sebulan sekali untuk berkumpul. Mereka setiap hari bertemu. Bukan sekadar menjalin persaudaraan, namun juga bekerjasama dalam bisnis.
Mereka saling bertukar produk. Sumini misalnya, ia tadinya hanya fokus memproduksi usus crispy. Namun setelah gabung di paguyuban, ia bisa menjualkan produk teman-temannya yang lain. Sehingga produk dagangannya lebih bervariatif.
Begitupun teman-temannya yang juga menjualkan produk usus crispynya.
"Satu orang bisa jualan barang banyak karena menjualkan produk teman sesama anggota paguyuban, " katanya
Baca juga: Nasib Siswa Gunungpati Jatah Zonasi Hanya SMAN 12 Semarang, Orangtua Pusing Tahu Anak Tereliminasi
Baca juga: Doa Buka Puasa Dzulhijjah 2022
Baca juga: Yuk! Kenali Rekomendasi dan Panduan Protokol Kesehatan untuk Anak di Sekolah: Aman PTM 100 Persen!
Baca juga: Temukan Fasilitas Publik Tidak Terawat, Hendi Harap Masyarakat Tingkatkan Rasa Memiliki