Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kemenag Tetapkan Idul Adha 2022 10 Juli 2022, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Kemenag Tetapkan Idul Adha 2022 10 Juli 2022, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Penulis: non | Editor: galih permadi
MOSLEMWORLD
Kemenag Tetapkan Idul Adha 2022 10 Juli 2022, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah 

Kemenag Tetapkan Idul Adha 2022 10 Juli 2022, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

TRIBUNJATENG.COM - Idul Adha 2022 jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022, berikut keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Kementerian Agama (Kemenag) telah melaksanakan sidang isbat pada Rabu (29/6/2022).

Sidang tersebut untuk menantukan tangga 1 Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha 2022.

Diputuskan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Dzulhijjah merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Dalam bulan ini umat muslim memilki kewajiban berhaji bagi yang mampu menunaikannya.

Namun bagi yang tidak mampu dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah.

Seperti sedekah, shalat dan puasa. Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada saat bulan Dzulhijjah.

Dalam Al Quran juga menunjukkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijah, 

“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 2).

Melansir laman Kemenag NTB, dalam surat tersebut Allah SWT makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama.

Yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan,

sepuluh hari pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.

Malam (lail) kadang juga digunakan untuk menyebut hari (yaum), sehingga ayat tersebut bisa dimaknakan sepuluh hari Dzulhijah.

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat.

Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.

Kesempatan beribadah tidak hanya diberikan kepada jama'ah haji saja, siapapun dapat memiliki kesempatan untuk beramal.

Meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal ini seperti anjuran dalam hadits riwayat Ibnu 'Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tarmidzi yang memiliki arti:

"Rasullullah SAW berkata: Tiada hari yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini" (HR At-Tirmidzi)

Para ulama menganjurkan untuk melakukan puasa 9 hari mengacu pada hadits tersebut,

yang dimulai saat awal memasuki bulan Dzulhijjah hingga 9 Dzulhijjah karena disaat 10 Dzulhijjah

kita dilarang untuk berpuasa karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha.

Sedangkan puasa Arafah berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Qatdah rahimatullah, Rasullullah bersabda yang berarti:

"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang dan puasa Asyura

(tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim).

Sementara puasa Tarwiyah memiliki keutamaan yaitu menghapuskan (dosa) dua tahun,

sedangkan menurut para ulama hadits ini dikatakan dhaif (kurang kuar riwayatnya)

namun ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhaif dalam kerangka fadla'ilul a'mal

(untuk memperoleh keutaman) dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved