Berita Semarang
Inflasi Jateng Juni 2022 Capai 0,85 Persen, BPS Jateng: Tanda-tanda ke Depan Bertahan Cukup Tinggi
BPS Jateng mencatat inflasi di Jateng bulan Juni 2022 sebesar 0,85 persen.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi di Jawa Tengah bulan Juni 2022 sebesar 0,85 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 111,32.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan, inflasi bulan Juni tersebut merupakan tertinggi kedua tahun 2022 setelah April lalu yang sebesar 1,07 persen. Angka itu juga tercatat lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 0,61 persen.
"Angka inflasi Jateng bulan Juni 2022 ini lebih tinggi dibandingkan angka nasional. Angka nasional hanya mencapai 0,61 persen dan kelihatan ini merupakan salah satu tanda-tanda bahwa kedepan kemungkinan ada stuck inflasi atau inflasi yang cukup tinggi yang akan bertahan akibat dampak perang di Ukraina," terang Adhi saat konferensi pers secara secara virtual, Jumat (1/7/2022).
Adhi menerangkan, tingkat inflasi tahun kalender Juni 2022 sendiri tercatat sebesar 3,75 persen.
Adapun tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 4,97 persen.
Bulan Juni, dari enam kota IHK di Jawa Tengah semua kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,93 persen dengan IHK sebesar 110,97, diikuti oleh Kota Surakarta sebesar 0,89 persen dengan IHK sebesar 112,48.
Kemudian Kota Cilacap sebesar 0,71 persen dengan IHK sebesar 111,52, Kota Kudus sebesar 0,66 persen dengan IHK sebesar 110,59, Kota Tegal sebesar 0,63 persen dengan IHK sebesar 112,67, dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,59 persen dengan IHK sebesar 111,93.
Adhi menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu tertinggi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,14 persen.
Disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,88 persen, kelompok transportasi sebesar 0,83 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,73 persen.
"Dilihat dari berbagai rincian dari kelompok dari indeks harga konsumen, kelihatan yang paling berperan andil inflasi pada bulan Juni 2022 kali ini adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau."
Angka ini tentunya perlu menjadi perhatian bagi kita semua, apalagi di bulan Juni relatif tidak terjadi panen, kemudian kendala dilarangnya ekspor beberapa terutama terkait dengan komoditas gula, kedelai, gandum dan sebagainya, yang tentunya sedikit banyak berdampak kepada harga-harga makanan, minuman, dan tembakau di dalam negeri di Indonesia termasuk di Jawa Tengah.
kemudian kelompok transportasi juga perlu menjadi perhatian terutama tentang transportasi udara yang saat ini dengan sudah membaiknya kondisi covid-19 dan sudah banyak orang yang berlalu lalang melalui udara maupun darat," sebutnya.
Di sisi lain disebutkan, penyebab utama inflasi di Jawa Tengah Juni 2022 adalah kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, angkutan udara, dan telur ayam ras.
Sementara penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah penurunan harga minyak goreng, daging ayam ras, bawang putih, angkutan antar kota, dan laptop/notebook. (*)