Umat Islam Perlu Kelola Potensi Zakat untuk Entaskan Kemiskinan
Umat Islam masih banyak yang miskin. Karena itu, kita harus memikirkan bagaimana caranya mengentaskan umat Islam yang miskin ini
Penulis: rustam aji | Editor: rustam aji
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Silaturahmi Antarumat Islam se-Jawa Tengah, dengan tema “Merajut Silaturrahim Pemimpin Umat” di Hotel Grasia, sabtu (2/7), seolah menjadi tempat keluh kesah sekaligus mencari solusi atas keresahan yang dialami umat Islam saat ini.
Ya, acara yang diinisiasi oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Tengah dan KAHMI Jawa Tengah ini dihadiri para puluhan pemimpin ormas Islam dan tokoh Islam di Jawa tengah.
Ketua ICMI Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir Suradi MS, mengungkapkan bahwa selama ini banyak informasi hoak yang berseliweran di kalangan umat islam lewat media social (medsos).
“Ini harus ditertibkan karena apa yang beredar di medsos itu tak sesuai dengan apa yang menjadi ajaran Islam. Sebab, hal ini cukup berbahaya bagi generasi muda yang minim pengetahuan agama. Mereka bisa saja percaya begitu saja padahal itu salah,” ungkapnya.
Atas keresahan itulah menurut Suradi acara silaturahmi antar pemimpin ormas Islam ini menjadi penting. “Hal ini menjadi tugas kita sebagai pemimpin ormas dan tokoh Islam untuk meluruskan hoak di medsos tersebut,” tegasnya.

Hal yang sama dirasakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa tengah, Dr KH Ahmad Darodji MSi. Dalam penyampaiannya di depan para pemimpin dan tokoh ormas Islam, Darodji mengungkapkan bahwa Indonesia yang mayoritas beragama Islam berjumlah sekitar 87 persen, pada kenyataannya hanya 10 persen saja yang mampu secara ekonomi.
“Artinya apa? Umat Islam masih banyak yang miskin. Karena itu, kita harus memikirkan bagaimana caranya mengentaskan umat Islam yang miskin ini,” jelasnya.
Menurutnya, potensi zakat umat Islam yang begitu besar belum bisa dimaksimal. Sebab,masih banyak umat Islam yang enggan mengeluarkan zakat. Padahal, hal itu bisa untuk mengatasi masalah kemiskinan bagi umat Islam.
“Potensi zakat yang jumlahnya miliaran rupiah –hanya di jawa Tengah—bila dikelola dengan baik maka akan menjadi potensi ekonomi umat Isalam yang luar biasa,” jelasnya.
Pesan kedua tokoh tersebut menjadi menarik karena ditindaklanjuti dengan penyampaian gagasan dari masing-masing pemimpin ormas dan tokoh Islam yang hadir. Acara yang dipandu Presidium KAHMI Jateng Dr. dr. Masrifan Djamil ini cukup menghidupkan suasana forum.
Tokoh Islam sekaligus birokrat yang cukup dikenal di Jawa Tengah,H. Drs. Akhmad, yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, mengaku prihatin dengan kondisi Umat Islam saat ini. Sebab, banyak klaim yang selalu dialamatkan kepada Umat Islam, mulai dari klaim radikal, teroris dan lain-lain.
Karena itu, mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah ini berpendapatkan agar para pemimpin dan tokoh Islam meluruskan makna di balik itu. “Jangan sedikit-sedikit orang Islam itu dituduh teroris, radikal, dan lain-lain. Silakan kasih pemahaman apa itu radikal, teroris, dan lain-lain. Apakah tuduhan teroris itu hanya untuk Isalam, lalau bagaimana dengan tindak kekerasan yang lain, yang melibatkan non muslim?,” ujarnya.

Di sisi lain, sejumlah tokoh Islam, seperti Pengasuh Pondok Pesantren Tazakka Batang, KH. Anang Rikza Masyhadi, menyampaikan bahwa Umat islam perlu menengok sirah nabawiyah (sejarah nabi Muhammad), dimana ada hal yang bisa digarisbawahi jika Nabi Muhammad adalah seorang pedagang. “ Sejak kecil, hingga menikah dengan Siti Khatijah, nabi Muhammad adalah pedagang. Jadi beliau adalah saudagar,” tandasnya.
Apa yang bisa dipetik dari kisah Nabi itu? Umat Islam perlu memahami bahwa ekonomi itu sangat penting. Bahkan, menurutnya, bisa dicek, dari 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga, 7 di antaranya adalah saudagar. “Mereka selalu mendampingi nabi dalam mensyiarkan Islam,” ungkapnya.
Menurut Ustadz Anang, sebenarnya selain zakat, ada potensi yang lebih besar yang bisa digali dari Umat Islam, yakni wakaf. Wakaf ini belum digarap secara baik. Bila digarap, maka potensinya melebihi zakat. Karena zakat ini hanya 2,5 persen sementara wakaf cukup besar,” jelasnya.
Karena itu, ustadz Anang berpesan agar pengelolaan wakaf juga digencarkan untuk menumbuhkan ekonomi Umat islam.
Di akhir acara, Ketua MUI jateng mengusulkan agar acara silaturahmi berikutnya (tahun depan) mengangkat tema Ekonomi Umat Islam. (aji)