Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penembakan Massal di Perayaan Hari Kemerdekaan AS: Kami Berduka di Hari Kebebasan

Serangan itu membuat ratusan peserta parade, termasuk keluarga dengan anak-anak, melarikan diri dengan panik

Editor: Vito
Jim Vondruska/Getty Images Amerika Utara/AFP
Petugas membawa korban dari lokasi penembakan massal pada parade Hari Kemerdekaan 4 Juli 2022 di Highland Park, Illinois, Chicago. Setidaknya enam orang tewas dan 24 terluka akibat kejadian itu. 

TRIBUNJATENG.COM, CHICAGO - Sedikitnya enam orang tewas dan 30 orang lainnya terluka akibat penembakan massal di pinggiran Chicago, Amerika Serikat (AS), saat parade perayaan Hari Kemerdekaan, Senin (4/7). Penembakan itu tepatnya terjadi di Highland Park, Illinois.

Seorang pejabat mengatakan, pria bersenjata melepaskan tembakan dari atap. Pada konferensi pers, para pejabat mengatakan bahwa enam orang tewas dan 24 dibawa ke rumah sakit setelah serangan tengah hari, dan sebuah senapan ditemukan dari tempat kejadian.

Petugas koroner wilayah Jennifer Banek mengatakan, lima orang yang tewas di tempat kejadian dalam pawai itu adalah orang dewasa, dan satu dibawa ke rumah sakit dan meninggal di sana. Sementara itu, seorang juru bicara rumah sakit kemudian melaporkan 31 orang terluka.

Serangan itu membuat ratusan peserta parade, termasuk keluarga dengan anak-anak, melarikan diri dengan panik, dengan banyak yang meninggalkan kursi lipat, kereta dorong bayi, dompet, dan selimut. Saksi mata menggambarkan melihat tubuh terluka ditutupi dengan selimut.

“Komunitas kami diteror oleh tindakan kekerasan yang telah mengguncang kami sampai ke inti kami. Hati kami bersama keluarga para korban selama masa yang menghancurkan ini,” kata Wali Kota Nancy Rotering, kepada wartawan pada Senin sore.

"Pada hari kami berkumpul untuk merayakan kesatuan dan kebebasan, kami malah berduka atas hilangnya nyawa secara tragis," tambahnya.

Gubernur Illinois, Jay Robert Pritzker memperingatkan bahwa penembakan massal kini telah menjadi tradisi mingguan Amerika.

"Akan ada orang yang mengatakan bahwa hari ini bukan waktunya, bahwa sekarang bukan waktunya untuk berbicara tentang senjata," katanya dalam jumpa pers.

"Saya katakan kepada Anda bahwa tidak ada hari yang lebih baik dan tidak ada waktu yang lebih baik dibandingkan sekarang. Bapak bangsa kita membawa senapan, bukan senjata serbu," kata Gubernur dari Partai Demokrat itu menekankan.

Menurut dia, tidak ada satu pun dari mereka akan mengatakan "Anda memiliki hak konstitusional untuk menggunakan senjata serbu dengan peluru berkapasitas tinggi. Ya, saya marah, kita sebagai bangsa pantas mendapatkan yang lebih baik," ucap Pritzker.

Surat kabar Chicago Sun-Times melaporkan bahwa pawai dimulai sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, tetapi tiba-tiba dihentikan 10 menit kemudian setelah tembakan dilepaskan.

Beberapa jam setelah penembakan, pihak berwenang terus mencari tersangka, yang digambarkan sebagai pria kulit putih yang mengenakan kaus putih atau biru.

Polisi kemudian mengidentifikasi Robert E Crimo III yang berusia 22 tahun sebagai orang yang terlibat dalam insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa Crimo diyakini bersenjata dan berbahaya.

Juru Bicara Satuan Tugas Kejahatan Utama Lake County, Christopher Covelli mengatakan kepada wartawan bahwa pria bersenjata itu diyakini bertindak sendiri, dengan menggunakan senapan bertenaga tinggi untuk menembak dari sebuah tempat di atas sebuah gedung di mana dia sangat sulit terlihat.

Agen dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak sedang melakukan pelacakan darurat terhadap senjata tersebut, kata juru bicara badan tersebut kepada AP.

"Sangat rusuh, sangat disengaja, dan hari yang sangat menyedihkan. Kami gencar mencari individu yang bertanggung jawab. Dia bisa berada di kota, dia (juga) bisa berada di tempat lain," katanya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Beberapa jam setelah serangan, polisi masih mencari tersangka, menggunakan anjing pelacak dan drone. Penyelidikan difokuskan pada rute parade, area pusat kota, dan kawasan pusat bisnis.

Mereka yang tinggal di daerah-daerah tersebut, yang digambarkan oleh polisi sebagai "tempat kejadian perkara", disarankan untuk terus berlindung.

Setelah melakukan perburuan selama berjam-jam, polisi akhirnya menangkap pria bernama Robert E Crimo III, yang diyakini terkait dengan insiden tersebut dan diduga merupakan pria bersenjata yang menembaki peserta pawai. Polisi menetapkannya sebagai tersangka.

"Orang ini diyakini bertanggung jawab atas apa yang terjadi," kata juru bicara Satuan Tugas Kejahatan Utama Lake County, Chris Covelli, pada Senin (4/7) malam waktu setempat.

Robert E Crimo III, 22 tahun, diduga telah mengincar peserta pawai dan menargetkan mereka secara acak, menggunakan senapan berkekuatan tinggi, kata polisi.

Pria bersenjata itu melepaskan tembakan ke arah pawai sekitar pukul 10:15 waktu setempat, hanya beberapa menit setelah pawai dimulai.

Pawai itu diikuti oleh kendaraan hias, drumband, dan hiburan masyarakat, sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan yang diselenggarakan kota.

Diketahui, tanggal 4 Juli adalah hari libur nasional yang menandai tanggal deklarasi kemerdekaan AS dari Inggris Raya pada 1776.

Namun, hari yang seharusnya menjadi salah satu hari paling bahagia dengan cepat berubah menjadi kepanikan. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri, meninggalkan kereta dorong bayi, dompet, dan kursi lipat di jalan. (Tribunnews)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved