Berita Semarang
Pengguna QRIS di Jateng Tembus 1 Juta Lebih, BI Terus Dorong Digitalisasi Pembayaran
Pengguna QRIS di Jateng telah mencapai lebih dari 50 persen dari total target yang dipatok. Hal itu diungkapkan Kepala Bank Indonesia (BI) Jateng, Rah
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Jateng telah mencapai lebih dari 50 persen dari total target yang dipatok. Hal itu diungkapkan Kepala Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra.
Menurut dia, total pengguna telah mencapai lebih dari 1 juta orang dari target yang sekitar 2,1 juta orang.
"Pengguna per Mei 2022 sebanyak 1,07 juta dari target pengguna Jateng sebanyak 2,16 juta," katanya, di sela pelaksanaan Angkringan Digital 2022 di Sam Poo Kong, Semarang, Minggu (3/7/2022).
Menurut dia, pihaknya akan terus mendorong pemanfaatan QRIS di provinsi ini, termasuk melalui pelaksanaan Angkringan Digital 2022 itu, yang bertujuan untuk mengakselerasi digitalisasi dan membiasakan masyarakat menggunakan digitalisasi pembayaran.
Sebab, dia menambahkan, di tengah adanya digitalisasi, digitalisasi ekonomi juga juga penting, utamanya untuk memberikan berbagai kemudahan.
"Tentunya digitalisasi ekonomi ini pada seluruh aspek perekonomian dimulai dengan digitalisasi pembayaran, UMKM dalam arti pemasaran, transaksi keuangan pemerintah, dan lain-lain. Jadi semua aspek perekonomian itu baiknya sudah mulai digitalisasi," ucapnya.
"Kami juga melakukan sosialisasi, seperti dalam acara ini. Kemudian juga nanti sosialisasi ke sekolah-sekolah, tempat ibadah, dan perbankan. Di mobile banking itu ada fitur pembaca QRIS-nya, tapi tidak semua orang paham, maka bank-bank juga harus aktif melakukan edukasi cara menggunakan QRIS," tambahnya.
Rahmat menuturkan, saat ini penggunaan QRIS di Jateng sudah dapat ditemui pada transaksi jual-beli di toko tradisional dan modern, pembayaran transportasi umum, pembayaran pajak dan retribusi pemda, hingga donasi sosial.
Tercatat, terdapat 1,42 juta merchant QRIS di provinsi ini pada Mei 2022. Pertumbuhan jumlah merchant itu tercatat 183,94 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu (year to date/ytd).
Di lain sisi, terjadi pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 306,1 persen yoy menjadi sebesar Rp 232 miliar pada Maret 2022. Sementara pertumbuhan nominal transaksi per Maret tercatat sebesar 59,49 persen ytd, dan pertumbuhan volume transaksi per Maret tercatat 50,81 persen ytd.
Dalam kesempatan yang sama, Sekda Jateng Sumarno mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) hingga pemkab/pemkot di Jateng juga terus menerapkan pembayaran secara digital dalam setiap transaksi keuangan. Menurut dia, hal itu untuk mempermudah baik dalam penerimaan maupun pengeluaran.
"Kami mendorong pemerintah daerah yang menjadi bagian dari provinsi maupun kabupaten/kota, karena transaksi keuangan secara digital ini memang menjadi amanat dari pemerintah pusat untuk mengembangkan digitalisasi transaksi keuangan," jelasnya.
Terpenting juga bagi pemda adalah mendorong digitalisasi transaksi nontunai untuk penyelenggaraan pemerintah daerah. Ini memang kami sampaikan bahwa untuk belanja, jauh lebih mudah, karena pembayaran selama ini melalui transfer antar-rekening," jelasnya.
Selain efisiensi, Sumarno menyebut, dorongan penerapan transaksi secara digital sekaligus sebagai upaya mengurangi risiko kebocoran. Sebab, sejauh ini penerimaan daerah baik retribusi, pajak daerah, dan lainnya cukup rawan terhadap kebocoran.
"Yang butuh kendali lebih kuat sekarang adalah terkait dengan penerimaan. Penerimaan selama ini mungkin agak terabaikan. Dengan digitalisasi, tentu saja sangat mengendalikan masalah kebocoran. Jadi, digitalisasi penerimaan, baik retribusi, pajak daerah, atau lainnya, dengan QRIS harus kita dorong," ungkapnya. (idy/TRIBUN JATENG CETAK)