Berita Semarang

Seniman Semarang Jadi Bintang Video Musik Rich Brian Terbaru, Berkat Menang Kompetisi Parfum

Yoga Firmansyah, alumnus DKV Udinus,tampil sebagai talenta di musik video Rich Brian.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Amanda Rizqyana
Tangkapan layar video musik Rich Brian berjudul Lagoon di kanal Youtube 88rising 

Konten yang ia hasilkan merupakan prosesnya menggambar, baik di tembok, kertas, kanvas, maupun secara digital.

Aktivitasnya di sosial media yang membuatnya diikuti puluhan ribu hingga ratusan ribu akun memang menjadi targetnya sebagai perupa.

Ia ingin berkarier di bidang seni tidak hanya berkarya, namun orang juga harus mengenal siapa dirinya.

"Untuk bisa berkarier di dunia seni, saya harus berkarya dan orang juga mengenal saya, jadi saya membuat konten di sosial media," jelas Yoga.

Ia membuat konten tersebut sendiri dengan bantuan tripod dan ia pun menyuntingnya sendiri dan mengaku tak memiliki admin ataupun rekan yang membantunya membuat konten.

Praktis, konten yang ia hasilkan merupakan buah pemikirannya, eksekusi, hingga diunggah olehnya.

Motivasi berkarya fisik dan berkarya konten juga didasari oleh keinginannya yang tidak ingin bekerja sebagai karyawan kantoran.

Yoga pun bercerita, dalam berkarya di era digital saat ini, rawan terjadi pencurian, baik pencurian gambar maupun konten.

Ia menceritakan pengalamannya ketika seseorang meniru karakter karyanya dan menjual karya tersebut di pasar Non Fungible Token (NFT).

Meskipun karya yang dipasarkan tersebut bukan buah buah tangannya, namun karya dengan karakter warna hitam, putih, merah, dan kuning tersebut menjadi identitasnya.

"Saya sebenarnya nggak masalah ada orang yang meniru gaya dan karakter gambar saya, monggoh, tapi ketika mengunggah karya ke pasar NFT yang artinya memperjual-belikan karya, orang akan mengira itu karya saya dan merugikan pembeli karena mengira membeli karya saya," terang Yoga.

Ia sempat meminta orang-orang untuk melaporkan penjual NFT berkarakter gambarnya dan memperingatkan agar tidak menjual lagi karya 'palsu' tersebut.

Sebagai perupa, ia akui untuk membuat karakter gambar memang bukan perkara mudah.

Diperlukan pencarian dan latihan terus-menerus untuk bisa menemukan karakter diri sendiri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved