Berita Banyumas
Senang Tukar Kawruh, Trisno Berhasil Budidaya Buah Naga di Banyumas, Setiap Bulan 2 Kali Panen
Kebun seluas 1.400 meter persegi yang sudah menjadi objek wisata petik buah di Desa Wisata Pekunden ini sudah berumur 5 tahun
Penulis: Imah Masitoh | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Sutrisno atau akrab di sapa Trisno, seorang petani warga Desa Pekunden, Kecamatan Banyumas miliki kebun buah naga yang cukup luas.
Kebun seluas 1.400 meter persegi yang sudah menjadi objek wisata petik buah di Desa Wisata Pekunden ini sudah berumur 5 tahun.
Lahan yang ditanami buah naga sejak 2017, Trisno sudah berkali-kali panen.
Satu kali panen kebunnya dapat menghasilkan 1,5 kwintal setiap setengah bulan sekali.
Baca juga: Mengenal Tokoh Pewayangan Bawor yang Lucu dan Apa Adanya, Maskot Kabupaten Banyumas
Baca juga: Viral Sosok Hantu Herlina, Penampakan Satriawati yang Teror Ponpes untuk Balas Dendam
Meski awalnya sering mendapat cibiran dari orang lain dan ditentang anak istrinya, kini ia berhasil membuktikan lahan yang dulunya hanya 3 buah pohon sekarang sudah mencapai 142 pohon buah Naga.
Ketertarikannya untuk menanam buah Naga ini, ia dapatkan dari temannya yang sudah memiliki kebun buah Naga di Banyuwangi, Jawa Timur.
Keberhasilan temannya itu yang membuat ia percaya diri membudidayakannya di tempatnya.
"Awalnya terinspirasi dari teman asli orang banyuwangi. Karena buah naga idealnya dekat dengan pantai. Dan di Banyumas cukup dekat yakni ketinggian air laut 46 m dpl," jelasnya.
Dari 3 batang yang awalnya ditanamnya seiring waktu terus bertunas hingga dalam kurun waktu 6 bulan, Trisno dapat menikmati panen buah pertamanya.
Cara menanam dan perawatannya

Budidaya buah Naga dipilih Trisno karena dinilai lebih mudah dalam perawatannya. Selain itu pohon buah Naga juga memiliki usia produktif hingga 15 tahun lamanya.
Pohon buah naga juga akan terus berbuah secara beruntun terus menerus bila dilakukan perawatan secara maksimal dengan pemberian pupuk kandang.
Untuk dapat menanam buah naga ini harus bersamaan dengan kayu untuk dapat menopang pohon buah naga yang tidak memiliki batang kokoh seperti pohon pada umumnya.
"Kalau saya selain pakai kayu juga bersamaan saat menanam pohon buah naganya sekalian dengan menanam pohon randu yang nantinya pohon buah naga melekat pada pohon randu," jelasnya.
Dalam memilih bibit yang akan ditanam harus memilih batang pohon yang hijau, keras, dan sehat. Nantinya batang dipotong dan ditancapkan pada tanah.
Jarak penanaman sekitar 2 meter antar pohon didekatnya dan 3 meter antar baris. Hal ini untuk memaksimalkan perkembangan pohon buah naga nantinya.
Untuk perawatan pohon ini cukup dengan pemberian pupuk kandang, pupuk jerami, dan pupuk kimia.
"Pupuk jerami biasanya habis panen. Kebanyakan pupuk kandang setiap 6 bulan sekali," ungkapnya.
Alasannya memilih pupuk kandang lebih sering karena dengan penggunaan pupuk kandang lebih aman dibandingkan pupuk kimia. Selain itu buah yang dihasilkan juga lebih manis.
Hal yang sering membuat pohon rusak adalah adanya penyakit cacar yang menyerang pada batang pohon yang harus dipangkas agar tidak menular pada batang lainnya.
Biasanya batang yang terkena cacar akan berpengaruh pada buah yang dihasilkan terdapat bintik berwarna coklat pada kulitnya.
"Tapi setelah diperhatikan buah yang dari luar kulitnya ngga bagus tapi dalamnya bagus dan rasanya lebih manis," tambahnya.
Perawatan khusus
Sejak tahun kemarin Trisno mencoba penggunaan lampu pada malam hari untuk merangsang pembungaan.
"Untuk merangsang pembungaan karena secara umum buah naga kalau tidak ada perlakuan seperti itu tidak berbuah. Bagian yang tidak kena lampu jarang ada buahnya," jelasnya.
Lampu yang digunakan sebesar 9 watt, dan saat ini terdapat 132 lampu untuk menerangi 142 pohon buah naganya.
Lampu akan dinyalakan semalaman dari pukul 18.00 sore hingga 06.00 pagi. Penyalaan lampu ini dilakukan 20 hari terus menerus bila sudah terlihat calon bunganya.
Dari penggunaan lampu untuk pemacu pembungaan ini berhasil menghasilkan 1600 bunga dan 99 persen menjadi buah. Buah Naga akan dipanen setiap enam bulan sekali.
Keberhasilannya membudidaya pohon buah naga di tempatnya, ia mengatakan karena kegemarannya untuk saling bertukar ilmu dengan sesama petani lainnya.
"Saya orangnya senang tukar kawruh dengan orang lain. Sering juga orang ke sini untuk belajar budidaya buah Naga ini," ungkapnya.
Kebun buah naga yang sudah dibuka menjadi objek wisata ini seeing dikunjungi selain untuk berlatih budidaya buah naga tetapi juga untuk merasakan sensasi memakan dan memetik buah naga langsung dari pohonnya. (ima)