Unsoed Purwokerto
FIB Unsoed Bahas Tantangan di Era Digital Dunia Penerjemahan dan Pariwisata
“Jangan takut salah. Semua hal yang baru dipelajari harus dipraktikkan dan harus dicoba untuk mengetahui bagaimana strategi menghadapinya,”
TRIBUNJATENG.COM - Dunia penerjemahan sangatlah lekat dengan industri pariwisata di Indonesia pada khususnya. Hal ini berkaitan dengan bergeliatnya industri pariwisata pasca pandemi Covid-19.
Semakin gencarnya pemerintah melakukan promosi pariwisata ke dunia internasional diharapkan menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
Program Studi D3 Bahasa Mandarin, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (FIB Unsoed) Purwokerto menggelar kuliah dosen tamu, dengan tema “Tantangan di Era Digital Dunia Penerjemahan dan Pariwisata”, Rabu (06/7).
Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber dari dua bidang yang berbeda. Narasumber pertama adalah seorang praktisi di bidang pariwisata, Dedy Wijaya Simatupang, A.Md (HR Manager Hotel Java Heritage).
Narasumber kedua merupakan praktisi di bidang penerjemahan, yaitu Windi Baralita, B.Ed. (penerjemah Bahasa Mandarin).
Dedy Wijaya Simatupang menyampaikan materi kuliah tentang hospitality dalam industri pariwisata. Dia menyajikan data statistik bidang kepariwisataan yang membawa peluang besar bagi mahasiswa D3 Bahasa Mandarin.
Terlebih lagi saat ini investor yang berasal dari Tiongkok meningkat pesat dan terus bertambah di Indonesia. “Prospek pekerjaan di bidang pariwisata terbuka bagi mahasiswa bidang pariwisata, seperti travel agent, pengelola wisata, konsultan wisata, tour guide, dan pengelola hotel atau restoran,” kata Dedy.
Sementara itu, Windi Baralita yang berlatarbelakang pendidikan S1 Bahasa Mandarin, menyampaikan bahwa kegiatan penerjemahan bersifat dinamis, terlebih lagi dalam kegiatan penerjemahan tulis.
Dia juga membagikan pengalamannya saat memulai profesi sebagai penerjemah di berbagai kanal media novel online.
“Jangan takut salah. Semua hal yang baru dipelajari harus dipraktikkan dan harus dicoba untuk mengetahui bagaimana strategi menghadapinya,” kata Windi yang juga merupakan alumnus D3 Bahasa Mandarin Unsoed.
Antusiasme peserta terlihat sangat tinggi selama mengikuti kuliah tamu ini. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya peserta yang bertanya seputar materi yang telah dipaparkan oleh kedua narasumber.
Pertanyaan seputar tips menjadi penerjemah yang baik dan juga bagaimana kita dalam mengembangkan skill yang dibutuhkan dalam bidang pariwisata banyak diajukan peserta.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dra. Roch Widjatini, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan, dia menyambut hangat kegiatan ini. Dekan berharap semoga acara ini dapat menambah wawasan keilmuan para mahasiswa di bidang penerjemahan dan pariwisata di era digital.
Kuliah tamu ini juga dihadiri oleh pimpinan FIB serta seluruh dosen dan mahasiswa D3 Bahasa Mandarin. (*)