Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Feature

3 Kali Nyaleg dan Gagal Sri Saparni Tetap Tangguh, Kini Jualan Rempeyek Keliling di Boyolali

Dia mengaku kegagalannya mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif itu tidak hanya pada Pemilu 2019 saja

Editor: muslimah
TribunSolo.com/Tri Widodo
Sri Saparni pedagang rempeyek keliling dengan sepeda angin saat di halaman DPRD Boyolali, Rabu (13/7/2022). Di balik perjuangannya, dia menyebut pernah nyaleg. 

TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Biacara soal semangat menjalani hidup, tanyalah pada wanita tangguh ini.

Dia adalah Sri Saparni.

Sri merupakan perempuan kelahiran Boyolali 19 Maret 1972 .

Sehari-hari ia kini berjualan keliling. Itu dilakukan untuk menyambung hidup karena suami telah tiada.

Baca juga: Ada Mie So Buatan Bu Wali di Festival Kuliner Pekalongan, Rasanya Enak dan Segar

Baca juga: PSIS Semarang Berburu Kiper Baru, Yoyok Sukawi Ketemu Agen Pemain, Mau yang Lokal

Tapi tahukah Anda, Sri tercatat sudah tiga kali ikut dalam kontestasi pemilihan legislatif?

Sayang tiga kali pula ia gagal terpilih.

Meski begitu, dia tak patah semangat dalam menjalani hidup.

Janda yang tinggal di depan Mako Satlantas Boyolali itupun memilih jualan rempeyek atau cenggereng keliling dari satu kantor ke kantor lainnya.

Meskipun, profesi terkadang hanya dianggap sebelah mata oleh sebagian orang.

“Saya tidak malu. Yang penting halal, ngapain harus malu,” kata Sri saat berbincang dengan TribunSolo.com, Rabu (13/7/2022).

Dia mengaku kegagalannya mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif itu tidak hanya pada Pemilu 2019 saja.

Dua kali pemilu sebelumnya, tepatnya pada tahun 1999 dan 2009, dia tak terpilih sebagai wakil rakyat.

“Pemilu 1999 itu di Kota Surakarta, lalu pada tahun 2009 di Boyolali,” ungkapnya.

Meski sudah tiga kali gagal nyaleg, namun Sri tetap semangat dalam mengais rezeki.

Dia yang sudah berpisah dengan sang suami, tak ada cara lain untuk bertahan hidup kecuali berjuang sendiri.

Meskipun hanya berjualan rempeyek keliling.

Sri mengaku rempeyek itu dia ambil dari salah satu perajin di Boyolali.

Setiap rempeyek yang dia jual Rp 3 ribu itu, dia mendapat untung sebesar Rp 500.

Selain jualan rempeyek, Sri juga menjual pupuk tanaman dan beras merah.

“Kalau laku semua, sehari itu bisa dapat uang Rp 400 ribu,” jelasnya.

Sri yang merupakan janda yang tercatat sebagai keluarga miskin harus mengayuh sepeda angin hinggga belasan kilometer, keliling Boyolali untuk berjualan rempeyek ini.

Sebab, jangankan sepeda motor, handphone saja, dia mengaku tak memilikinya.

Terlebih lagi, rumah yang dia tempati baru saja terbakar pada bagian dapur dan kamarnya.

“Rumah saya habis kebakaran pada bulan Maret lalu,” katanya.

Hidup serba pas-pasan tak menjadikan Sri meninggalkan kegemarannya membaca buku.

Di tengah jerih payahnya jualan rempeyek itu, dia masih menyempatkan diri mengunjungi perpusatkaan daerah.

“Saya tadi habis pinjam 2 buku di Perpus (Perpusda Boyolali)," aku dia.

"Dari sejak kecil saya memang senang membaca. Kalau pas nyaleg itu bacaan saya tentang politik. Tapi sekarang saya suka baca yang agama (buku-buku tentang Agama),” tambahnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Inilah Sri Saparni, Wanita Tangguh di Boyolali : 3 Kali Gagal Nyaleg, Kini Jualan Rempeyek Keliling

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved