Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purwokerto

Pengukuran Tahap II, Warga Wadas yang Kontra Pembangunan Bendungan Akhirnya Minta Tanah Diukur

Pengukuran tahap II pembangunan bendungan Bener Purworejo berlangsung kondusif.

Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: sujarwo
Dok. Polda Jateng
Proses pengukuran tahap II di Desa Wadas Kabupaten Purworejo, Kamis (14/7/2022). Tidak terjadi ketegangan saat pengukuran tahap II. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO - Pengukuran tahap II pembangunan bendungan Bener di Desa Wadas Kabupaten Purworejo berlangsung kondusif, Kamis (14/7/2022).

Kepala desa Wadas, F

Proses pengukuran tahap II di Desa Wadas Kabupaten Purworejo, Kamis (14/7/2022). Tidak terjadi ketegangan saat pengukuran tahap II.
Proses pengukuran tahap II di Desa Wadas Kabupaten Purworejo, Kamis (14/7/2022). Tidak terjadi ketegangan saat pengukuran tahap II. (Dok. Polda Jateng)

achri Setyanto mengatakan pengukuran merupakan kegiatan lanjutan yang dilaksanakan sebelum lebaran lalu. Kegiatan pengukuran yang saat ini dilakukan berjalan lancar.

Dia tidak membenarkan anggapan bahwa pengukuran tahap II akan menimbulkan ketegangan warga.

Kondisi wadas sangat kondusif dan warga yang awalnya menolak kini minta dilakukan pengukuran .

"Semua sukarela. Tidak benar bila disebut ada tekanan dari kelompok preman dan sebagainya,"  jelasnya melalui keterangan tertulis yang diterima tribunjateng.com.

Ia mempersilakan semua pihak untuk mengamati situasi Wadas terkini secara langsung. Situasi kondusif di Wadas, menurutnya, sudah terjadi sejak dulu.

"Pada dasarnya warga desa kami ini baik-baik. Mereka petani dan peladang yang tidak pernah ada masalah sejak dulu, sebelum hadirnya pihak-pihak luar," tandasnya.

 Terkait pengamanan kegiatan pengukuran, inventarisasi dan identifikasi di Wadas, Kapolres Purworejo, AKBP Fahrurozi menuturkan pihaknya menyiagakan personil atas dasar permintaan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).

"Pengamanan dilakukan oleh Polres dibantu TNI. Sedangkan pembagian tugas Inventarisasi dan Identifikasi dibagi 5 tim, masing masing tim berjumlah 14 orang yang terdiri dari 2 orang Pengukur (BPN), 2 orang Bangunan (PUPR), 4 orang tanam tumbuh (Dinas Pertanian), 2 orang Polri dan 4 orang pendamping dari warga Wadas," kata Kapolres dalam keterangan tertulis.

Fahrurozi menolak anggapan bila kegiatan inventarisasi dan pengukuran diwarnai intimidasi dan ketegangan.

"Semua tidak benar. Pengamanan kita komunikasikan dengan semua pihak termasuk dengan kelompok yang semula menolak. Semua kegiatan berjalan lancar dan saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya," imbuhnya.  

Sementara staf BPN Purworejo, Tukiran, membenarkan kegiatan inventarisasi dan pengukuran lahan, tanam tumbuh dan bangunan di Wadas berjalan lancar.

Dia juga membenarkan terjadinya pemekaran jumlah tanah yang diukur dari rencana semula.

"Jadwal kegiatan kan mulai 12-15 Juli. Ada pemekaran dari target semula. Hingga hari Rabu, target pengukuran 105 tapi bertambah menjadi 144 bidang. Hal ini disebabkan ada warga yang tiba-tiba mendatangi tim pengukur dan minta agar tanahnya ikut diukur. Akhirnya, petugas di lapangan mau tidak mau mengukur lahan warga tersebut. Masalah administrasi akan diurus belakangan. Yang terpenting kemauan mereka kita ikuti dulu," tandasnya.

Sebelumnya terdapat cuitan penolakan pembebasan lahan di Wadas untuk pembangunan bendungan Bener Purworejo kembali beredar di Twitter.

Cuitan itu dilontarkan melalui akun @santri_nahdhiyin mencuitkan narasi tentang penolakan rencana pertambangan batu andesit di Desa Wadas. Cuitan tersebut menyebutkan  bahwa trauma yang dialami warga akan terjadi kembali apabila kegiatan inventarisasi dan identifikasi dilakukan pada 12 Juli -15 Juli 2022, besok.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan sejauh ini tidak ada permintaan dari BPN maupun pihak lain terkait pengamanan kegiatan tersebut.

"Pengukuran lahan dan pembebasan lahan  merupakan ranah BPN dan sejauh ini belum ada permintaan pengamanan pengukuran lahan dan sebagainya ke Polda Jateng," jelasnya, Selasa (12/7/2022).

Menurutnya, Polri berkomitmen mendukung pembangunan proyek strategis nasional. Proyek-proyek tersebut pada dasarnya diperuntukkan bagi percepatan pembangunan serta peningkatan kesejahteraan rakyat.

Disisi lain, Iqbal menuturkan pihaknya juga menghargai perbedaan yang ada di masyarakat, sejauh hal tersebut tidak melanggar aturan yang ada.

"Perbedaan itu wajar di negara demokrasi. Untuk itu kami berharap pihak kontra juga menghormati warga yang pro pada pembangunan proyek Bendungan Bener. Polri berada di tengah-tengah warga agar warga pro dan kontra dapat berdampingan dan saling menghormati pilihan masing-masing. Pada prinsipnya Polri ingin warga hidup damai dan stabilitas kamtibmas di Wadas kondusif," terangnya.

Iqbal menerangkan situasi Kamtibmas di Wadas cukup aman dan tidak terdapat gejolak masyarakat yang menonjol. Kehidupan masyarakat berjalan normal dan aktivitas ekonomi warga juga berjalan lancar.

Ia mengimbau semua pihak dapat melihat permasalahan secara obyektif dan tidak mendramatisir situasi aman di Wadas.

"Jangan dibuat seolah-olah warga terancam dan sebagainya. Sejauh ini ramainya situasi Wadas hanya ada di ranah media sosial. Berbeda jauh dengan kenyataan yang sebenarnya," terangnya.

Terkait isu adanya petugas bhabinkamtibmas dan Babinsa yang terlihat mondar mandir ke kantor desa dan sambang di sekitar desa Wadas, Iqbal menuturkan  hal tersebut merupakan rutinitas tugas dari kepolisian dalam melayani masyarakat.

“Hal tersebut hanya kegiatan rutin saja, anggota Polsek atau bhabinkamtibmas bisa saja menyambangi daerah binaan, karena memang itu tugas pokok mereka. Intinya Polri dan instansi terkait ingin situasi Wadas aman dan bebas dari gangguan Kamtibmas,” tandasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved