MRI Dari DBHCHT
DPRD Dorong RSUD Kudus Jadi Rumah Sakit Besar di Jawa Tengah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus mendorong RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.
Penulis: raka f pujangga | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus mendorong RSUD dr Loekmono Hadi Kudus bisa menjadi rujukan pengobatan bagi masyarakat di wilayah eks karesidenan Pati.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kudus, Ali Ihsan menjabarkan, hal tersebut bisa terwujud bila kelengkapan alat kesehatannya terpenuhi secara maksimal.
Satu di antaranya dengan pengadaan alat kesehatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang bakal tersedia dalam waktu dekat.
"Sebenarnya Kudus ada kebutuhan itu makanya, alat kesehatan MRI ini diusulkan melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)," jelasnya.
Ali menyebutkan, alat kesehatan itu bisa membantu pasien yang membutuhkan agar dapat segera sembuh dari penyakitnya.
Dan pasien yang datang untuk memanfaatkannya pun, tak hanya dari warga masyarakat Kabupaten Kudus saja tetapi juga masyarakat dari wilayah sekitarnya.
"Dari alat kesehatan ini, RSUD Kudus bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan," ucapnya.
Dalam hal ini, rumah sakit plat merah tersebut bisa menjadi bagian dari rumah sakit besar yang ada di Jawa Tengah.
"Sehingga tidak harus dirujuk kemana-mana karena rumah sakit di Kudus sudah bisa melayani," kata Ali.
Anggota dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mencontohkan bagaimana RSUD Kudus ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah eks Karesidenan Pati.
Tentunya hal tersebut mengharuskan rumah sakit memiliki kelengkapan alat kesehatan yang memadai untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga hadirnya alat MRI di Kudus akan berperan banyak terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Kudus.
"MRI ini membuat peningkatan yang besar terhadap pelayanan di RSUD Kudus. Sehingga Kudus bisa menjadi rujukan tidak perlu ke rumah sakit lain, seperti saat menangani lonjakan kasus Covid-19," jelasnya.
Dia berharap pengadaan alat kesehatan yang canggih itu bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Mudah-mudahan pengadaan ini bisa berjalan lancar," ucapnya.
Tenaga dokter yang akan mengoperasikannya, harapannya juga mendapatkan pendampingan teknis terkait penggunaan alat tersebut.
"Kalau ada pengadaan alat otomatis dari pihak dokter biasanya ada pendampingan agar mesin itu bisa beroperasi," ujarnya. (raf)