Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Kasus Positif Covid Harian di Indonesia Kembali Tembus 5.000 Kasus

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 5.653 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (20/7/2022).

Editor: m nur huda
Freepik
Ilustrasi covid-19 varian Omicron - Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 5.653 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (20/7/2022). 

TRIBUNJATENG.COM - Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 5.653 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (20/7/2022).

Pada Selasa (19/7/2022), pemerintah juga melaporkan penambahan kasus positif di atas 5.000, yaitu sebanyak 5.085.

Kemudian, berdasarkan data yang sama pada hari ini, ada penambahan 2.331 kasus sembuh Covid-19, sehingga total kasus sembuh kini 5.957.908.

Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 10. Dengan demikian, total orang meninggal dunia menjadi 156.875 jiwa.

Kemudian, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari ini tercatat ada sebanyak 34.301 kasus. Jumlah ini bertambah 3.312 kasus dari hari sebelumnya.

Selain itu, ada 6.536 suspek Covid-19. Pemerintah juga melaporkan memeriksa 118.906 spesimen dalam 24 jam terakhir.

Jumlah masyarakat yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama yaitu 202.056.528 orang (97,02 persen), dosis kedua 169.670.768 orang (81,47 persen), dan dosis ketiga atau booster sebanyak 53.625.772 orang (25,75 persen).

Saat ini, pemerintah telah mengonfirmasi temuan subvarian Omicron BA 2.75 atau Centaurus masing-masing dua kasus di DKI Jakarta dan satu di Bali.

Namun, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono meminta warga tidak terlalu khawatir dengan kemunculan subvarian ini.

Dia mengatakan subvarian BA.275 tak terlalu berat. Tingkat pasien yang dirawat di rumah sakit pun rendah.
Dante menyebut, kasus sub varian Omicron BA.2.75 ini sudah menyebar di 10 negara.

Berdasarkan pengalaman negara lain, mutasi virus ini memiliki tingkat penularan yang relatif cepat. Namun, tingkat keparahan sakit relatif lebih ringan ketimbang varian Delta.

Fakta-fakta terkait subvarian Omicron B.2.75 Centaurus

1. Ditemukan di India Subvarian Centaurus BA.2.75 pertama kali ditemukan oleh para peneliti di India, seiring dengan merebaknya BA.5 yang melanda dunia. Subvarian Omicron Centaurus pertama kali terdeteksi di India pada Mei 2022. Sejak itu, subvarian Centaurus juga terdeteksi di Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, Jepang, Selandia Baru, dan Inggris.

Menurut epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, sifat subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus adalah jumlah mutasi spike atau proteinnya sangat tinggi. Selain itu, ada kemungkinan subvarian Centaurus bisa menurunkan efikasi antibodi.

Dicky mengatakan, proses penularan subvarian Centaurus efektif melalui udara. Menurutnya, data awal di India menunjukkan BA.2.75 punya kecepatan sebaran yang luar biasa atau 9 kali lipat BA.5.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved