Berita Nasional
Semua Ajudan Irjen Sambo Diperiksa, Bharada E Serba Hitam Muncul di Komnas HAM
Ajudan atau Aide De Camp(ADC) Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Bharada E memenuhi panggilan Komnas HAM untuk menjalani pemeriksaan, Sel
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ajudan atau Aide De Camp(ADC) Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Bharada E memenuhi panggilan Komnas HAM untuk menjalani pemeriksaan, Selasa (26/7).
Berdasarkan pantauan Tribun di Kantor Komnas HAM, Bharada E tiba sekitar pukul 13.25 WIB. Terpantau Bharada E hadir dengan mengenakan kemeja hitam dan masker hitam serta celana panjang berwarna hitam.
Tak hanya itu, kehadiran Bharada E juga mendapatkan pengawalan ketat dari petugas yang diketahui dari Mabes Polri.
Bharada E tidak memberikan sepatah kata apapun dan memilih bungkam dari cecaran pertanyaan awak media terkait penjelasan apa yang akan disampaikannya pada hari ini.

Bharada E terlihat langsung bergegas memasuki kantor Komnas HAM dengan menundukkan kepalanya. Kehadiran Bharada E ini juga dikonfirmasi langsung oleh Komisioner Komnas HAM Chairul Anam.
"Yup (Bharada E hadir)," singkat Anam kepada awak media.
Dengan begitu maka kata Anam, ketujuh Aide De Camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo telah hadir di kantor Komnas HAM. Komnas HAM akan menerapkan dua model pemeriksaan terhadap Aide De Camp (ADC) atau ajudan pribadi Irjen pol Ferdy Sambo dalam kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Sebelum kedatangan Bharada E ke kantor Komnas HAM sejumlah ajudan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo telah tiba terlebih dahulu di Kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat untuk memberikan keterangan terkait insiden tewasnya Brigadir J.
Berbeda dengan Bharada E yang mengenakan busana serba hitam, mereka tampak mengenakan kemeja lengan pendek berwarna putih dan celana panjang berwarna krem.
Tiba pukul 09.56 WIB, mereka tampak tergesa-gesa ketika masuk ke dalam kantor Komnas HAM RI.
Komisioner Komnas HAM Chairul Anam mengatakan akan ada dua model dalam pemeriksaan terhadal seluruh ajudan. Mereka diperiksa secara terpisah antara ajudan dengan ajudan lain serta pemeriksaan bersama.
"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri sendiri dan ada yang satu tempat bersama, karena kami kepingin tahu detail apa yang terjadi, konteksnya apa dan sebagainya," kata Anam.
Dengan menerapkan dua model tersebut maka nantinya Komnas HAM bisa mengetahui rangkaian peristiwa yang sebenernya terjadi dalam insiden ini.
Sebab kata Anam, ajudan pribadi Irjen Ferdy Sambo merupakan pihak paling penting yang mengetahui kejadian tersebut.
"Jadi ADC ini menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa dan bagaimana melihat peristiwa kematian Brigadir J ini," ucap Anam.