Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

AS Gunakan 2 Rudal Hellfire untuk Tewaskan Pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri

Ayman Al Zawahiri pemimpin Al Qaeda tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Kronologi serangannya diungkapkan Presiden AS Joe

Editor: m nur huda
GETTY IMAGES/ETHAN MILLER via AFP
Rudal Hellfire yang dipasang di drone MQ-1B predator. Ayman Al Zawahiri pemimpin Al Qaeda tewas oleh tembakan rudal Hellfire R9X yang ditembakkan drone Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan, Minggu (31/7/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Ayman Al Zawahiri pemimpin Al Qaeda tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Kronologi serangannya diungkapkan Presiden AS Joe Biden pada Senin (1/8).

Selain sebagai pemimpin kelompok Al Qaeda, Ayman Al Zawahiri juga disebut dalang serangan 11 September 2001 atau 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang di AS.

Biden dalam pidato dari Gedung Putih mengatakan, serangan drone dilakukan pada Sabtu (30/7) pukul 21.48 ET (Eastern Time) yang disahkan olehnya, setelah berminggu-minggu rapat dengan kabinet dan para penasihat utamanya.

Dikutip dari CNN, tidak ada personel AS di Kabul saat serangan terjadi.

Ayman Al Zawahiri disebut berlindung di rumah persembunyian di Kabul, dan tewas dalam serangan udara yang dirancang dengan tepat menggunakan dua rudal Hellfire.

Biden yang sedang positif covid-19 mengumumkan pemimpin Al Qaeda tewas dengan berbicara di luar ruangan dari Blue Room Balcony, Gedung Putih.

"Dia (Ayman Al Zawahiri-Red) sangat terlibat dalam perencanaan 9/11, salah satu yang paling bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 2.977 orang di Amerika," kata Biden, dikutip dari CNN.

"Selama puluhan tahun, dia adalah dalang serangan terhadap Amerika. Saya mengizinkan serangan presisi yang akan menyingkirkannya dari medan perang, sekali dan selamanya," lanjut Biden.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Biden menyatakan, operasi itu memberikan keadilan dan merupakan tindakan penutupan bagi keluarga para korban serangan tahun 2001 di AS.

“Sekarang keadilan telah ditegakkan, dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, di mana pun Anda bersembunyi, jika Anda adalah ancaman bagi rakyat kami, Amerika Serikat akan menemukan Anda dan membawa Anda keluar.”

Ayman Al Zawahiri (71) menjadi ikon internasional Al Qaeda setelah AS membunuh Osama bin Laden 11 tahun lalu. Zawahiri yang merupakan ahli bedah Mesir sempat menjadi dokter pribadi Osama.

Ayman Al Zawahiri memang sudah ditargetkan untuk dibunuh. Bahkan, Washington menjanjikan hadiah 25 juta dollar AS (Rp 371,3 miliar) untuk kepalanya.

Dalam serangkaian twit, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan, "Serangan udara dilakukan di sebuah rumah di daerah Sherpur. kota Kabul pada 31 Juli." Sherpur merupakan sebuah kantong diplomatik di mana banyak pemimpin Taliban tinggal sekarang.

Dia melanjutkan, sifat dari insiden itu awalnya tidak terlihat, tetapi dinas keamanan dan intelijen Emirat Islam menyelidiki insiden itu dan temuan awal menentukan bahwa serangan dilakukan oleh drone Amerika.

Taliban mengecam

Twit Mujahid keluar sebelum CNN melaporkan kematian Ayman Al Zawahiri. Mujahid mengatakan, Emirat Islam Afghanistan mengecam keras serangan ini dengan dalih apa pun, dan menyebutnya sebagai pelanggaran jelas terhadap prinsip-prinsip internasional dan Perjanjian Doha.

"Tindakan seperti itu merupakan pengulangan dari percobaan yang gagal selama 20 tahun terakhir dan bertentangan dengan kepentingan AS, Afghanistan, dan kawasan," kata Mujahid sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Serangan pesawat tak berawak itu adalah serangan AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak pasukan dan diplomat AS meninggalkan negara itu setelah Taliban mengambilalih pemerintah pada Agustus 2021.

Langkah itu dapat meningkatkan kredibilitas jaminan Washington, bahwa AS masih dapat mengatasi ancaman dari Afghanistan tanpa kehadiran militer di negara itu.

Kematian Al-Zawahiri juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah dia menerima perlindungan dari Taliban setelah pengambilalihan Kabul.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menuduh Taliban menampung dan melindungi pemimpin Al Qaeda di Kabul, sebagai hal yang sangat melanggar Perjanjian Doha.

“Dalam menghadapi keengganan atau ketidakmampuan Taliban untuk mematuhi komitmen mereka, kami akan terus mendukung rakyat Afghanistan dengan bantuan kemanusiaan yang kuat dan untuk mengadvokasi perlindungan hak asasi mereka, terutama perempuan dan anak perempuan,” katanya, dalam sebuah pernyataannya. (Kompas.com/TRIBUN JATENG CETAK)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved