Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Sifat Iri dan Dengki 12 Saudara Nabi Yusuf AS hingga Sibuang ke Sumur

Kisah Sifat Iri dan Dengki 12 Saudara Nabi Yusuf AS hingga Sibuang ke Sumur

Penulis: non | Editor: galih permadi
YouTube/Kisah Islami
Kisah Sifat Iri dan Dengki 12 Saudara Nabi Yusuf AS hingga Sibuang ke Sumur 

Kisah Sifat Iri dan Dengki 12 Saudara Nabi Yusuf AS hingga Sibuang ke Sumur

TRIBUNJATENG.COM - Inilah cerita 25 nabi dan rasul untuk anak, kisah Nabi Yusuf AS yang dibuang ke dalam sumur.

Nabi Yusuf alaihissalam adalah nabi Allah dari kaum Bani Israil.

Beliau adalah putra dari Nabi Ya’kub dan Ribka.

Di antara kedua belas saudara Nabi Yusuf, hanya Bunyamin saudara sekandungnya.

Saudara lainnya lahir dari istri Nabi Ya’kub yang lain.

Al-Qur’an mengabadikan kisah hidup Nabi Yusuf sebagai kisah terbaik yang patut dijadikan suri teladan kita semua.

Allah SWT berfirman, “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling balk dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu,

dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.” (Q.S. Yusuf [12]: 3)

Dibandingkan anak-anaknya yang lain, Nabi Ya’kub menaruh perhatian lebih kepada Yusuf dan Bunyamin.

Itu karena sifat Yusuf dan Bunyamin sangat berbeda dengan saudara-saudaranya.

Perhatian khusus yang ditunjukkan Nabi Ya’kub kepada Yusuf dan Bunyamin ini pun dirasakan oleh putra-putranya yang lain.

“Hai, saudara-saudaraku,” kata putra tertua Nabi Ya’kub kepada saudaranya yang lain.

“Apakah kalian merasa bahwa ayahanda kita lebih sayang terhadap Yusuf dan Bunyamin dibanding kepada kita? Terutama terhadap Yusuf!”

“Benar,” kata saudaranya yang lain, serempak.

“Rupanya ayahanda kita sangat pilih kasih,” ucapnya dengan penuh semangat.

Dia mencoba menghasut saudara-saudaranya yang lain. “Apakah kita akan diam saja dengan perlakuan tidak adil ini?”

“Sebenarnya tidak, tapi apa yang bisa kita lakukan?”

“Kita harus melakukan sesuatu!” ucap putra tertua dengan tegas.

“Memangnya apa yang akan kamu lakukan?” tanya saudaranya.

“Apakah kalian mau tahu rencanaku?” kata putra tertua itu.

“Tentu saja,” jawab mereka, penasaran.

“Kemarilah!” ajaknya. Mereka semua kemudian mendekat dan berkumpul mendengarkan rencana si putra tertua.

“Apa? Kamu yakin akan melakukannya?” tanya mereka. Mata mereka terbelalak, tak percaya dengan rencana yang dibuat saudara tertua mereka kepada Yusuf.

“Hanya ini cara yang bisa kita lakukan agar ayahanda kembali menyayangi kita seperti dulu, sebelum Yusuf lahir dan hadir di tengah-tengah kita,” ucap putra tertua.

“Emm, tapi….” Saudara-saudaranya yang lain merasa ragu.

“Tak perlu tapi,” potong putra tertua Nabi Ya’kub itu.

“Aku tahu keraguan kalian itu! Percayalah! Asal kita semua bersatu, kita pasti akan mampu melaksanakan rencana itu.”

Putra-putra Nabi Ya’kub itu kemudian membuat rencana jahat terhadap adik mereka sendiri, Yusuf.

Ya, mereka ingin menyingkirkan Yusuf untuk selama-lamanya.

Hari yang ditentukan pun tiba.

Mereka sudah siap dengan tipu daya yang akan mereka Iakukan terhadap Nabi Ya’kub, ayahanda mereka.

Mereka meminta izin kepada Nabi Ya’kub untuk mengajak Yusuf bermain di hutan.

“Tidak.” jawab Nabi Ya’kub, cemas. “Aku khawatir kalian nanti akan lalai dan Yusuf dimangsa binatang buas.”

Dengan berbagai cara, mereka berusaha meyakinkan Nabi Ya’kub bahwa mereka akan menjaga Yusuf.

“Bagaimana kami akan membiarkan Yusuf dimangsa binatang buas, sementara kami semua bersaudara?” ucap putra tertua.

Ketika akhirnya Yusuf diizinkan ikut bermain bersama mereka di hutan, mereka amat senang. Mereka lalu melanjutkan rencana mereka.

Di suatu sumur tua, mereka melemparkan Yusuf kecil ke dalamnya.

Setelah itu, mereka cepat-cepat pulang seraya menangis tersedu-sedu di hadapan ayahanda mereka.

“Maafkan kami, Ayahanda. Yusuf dimangsa binatang ketika kami semua sedang asyik bermain,” isak mereka.

Tentu saja mereka hanya berpura-pura menangis.

Mereka bahkan menunjukkan baju Yusuf yang koyak dan berlumur darah sebagai bukti.

Padahal itu semua tipu daya mereka. Mereka telah melumuri baju Yusuf itu dengan darah binatang.

Nabi Ya’kub sangat terguncang saat mendengar berita tentang Yusuf.

Nabi Ya’kub pun merasakan kesedihan yang amat mendalam selama bertahun-tahun.

Bahkan, mata beliau menjadi buta karena terlalu sering menangis.

Namun, Allah SWT menyelamatkan Yusuf. Yusuf tidak tenggelam dalam sumur itu.

Dia masih hidup, hingga kemudian dia berhasil keluar dari dalam sumur.

Ia mengaitkan dirinya pada tali yang dijulurkan seorang pedagang.

Rupanya pedagang itu sedang kehausan dan berusaha menimba air dari sumur itu.

“Hahhh?!” teriak pedagang itu. Dia kaget ketika melihat apa yang didapatnya dari dalam sumur itu.

“Anak siapa ini?” gurnam pedagang itu sambil mengucek-ucek matanya berkali-kali.

Ia mengarnati Yusuf dengan saksama. “Wah! Tampan sekali bocah ini!”

Pedagang itu pun segera membawa Yusuf ke Mesir dan menjualnya dengan harga yang sangat mahal.

Karena harga yang sangat mahal, orang-orang tak sanggup membayarnya.

Akhirnya, seorang pembesar kerajaan Mesir membeli Yusuf dan membawanya pulang ke rumahnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved