Fokus
Fokus: Belajar ke Joko Tingkir
Dengan lapang dada, Ronald Dwi Febrianzah, pencipta lagu viral "Joko Tingkir Ngombe Dawet" meminta maaf atas penggunaan nama Joko Tingkir. Ia pun memu
Penulis: muslimah | Editor: m nur huda
Tajuk Ditulis Oleh Wartawan Tribun Jateng, Muslimah
TRIBUNJATENG.COM - Dengan lapang dada, Ronald Dwi Febrianzah, pencipta lagu viral "Joko Tingkir Ngombe Dawet" meminta maaf atas penggunaan nama Joko Tingkir. Ia pun memutuskan mengganti judul lagunya menjadi "Mbah Amer Ngaret Suket".
Lagu karya Ronald menjadi sorotan karena dianggap telah melecehkan tokoh ulama besar, Joko Tingkir. Setelah lagu tersebut viral, tokoh bernama kecil Raden Mas Karebet ini mengundang penasaran hingga banyak yang mencari sosoknya di Google.
Joko Tingkir merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang yang bergelar Sultan Hadi Wijaya, berkuasa antara 1568-1582 M.
Dikutip dari website NU Online, dengan merujuk catatan Kiai Ishomuddin Hadziq atau Gus Ishom, muhaqiq kumpulan karya Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Joko Tingkir adalah kakek ke-3 dari KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.
Baca juga: Pencipta Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Ubah Lirik & Judul Jadi Mbah Amer Ngaret Suket
Dilihat dari segi bahasa, lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" sebenarnya tidak mengandung unsur negatif. Yang banyak dipersoalkan adalah masalah kepantasan karena lagu tersebut dinyanyikan sambil berjoget yang kadang memang identik dengan hal-hal negatif.
Ternyata, dari pengakuan Ronald di video permintaan maafnya, ia secara terus terang mengungkapkan kalau memang tidak mengenal secara mendalam sosok Joko Tingkir sebagai tokoh besar dan leluhur para ulama Tanah Jawa. Karena itulah ia mengunakan nama yang terdengar akrab itu sebagai judul lagu.
"Semua karena kekurang, ketidaktahuan saya, ketidakpahaman saya di balik nama Joko Tingkir ini adalah sosok ulama besar dan dihormati di Jawa. Saya mohon maaf, tidak ada niatan saya untuk melecehkan nama beliau," kata Ronald.
Merunut ke belakang, lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" ini kembali viral setelah disebutkan Presiden Jokowi pada Upacara Detik-detik Proklamasi kemerdekaan RI di Istana Negara, 17 Agustus 2022 lalu. Di upacara tersebut muncul penyanyi cilik Farel Prayoga yang mengubah suasana menjadi sangat cair. Tamu yang hadir mulai dari artis hingga pejabat berjoget ketika Farel menyanyi lagu dangdut Koplo "Ojo Dibandingke"
Setelah satu lagu, Farel ingin menyanyi lagi dan Jokowi menyebutkan "Joko Tingkir". Namun lagu tersebut batal dimainkan, karena ada kontroversi soal liriknya. Farel pun kembali menyanyi "Ojo Dibandingke"
Membahas penampilan Farel, dalam perkembangannya juga sempat muncul pro dan kontra. Banyak pujian datang karena suasana upacara yang sakral menjadi rileks. Pejabat negara yang biasanya kaku jadi terlihat memiliki sisi menyenangkan. Namun banyak pula yang menyayangkan: Kenapa lagu koplo bertema dewasa dinyanyikan anak kecil, di hari ulang tahun kemerdekaan RI pula? Mestinya, anak kecil harus berada di ranahnya, bukan ranah orang dewasa.
Memang selalu ada pro dan kontra. Semua orang punya pendapat masing-masing dilatarbelakangi oleh pola pikir mereka. Satu hal bisa kita petik, dari sebuah peristiwa meskipun itu dinilai sebagai peristiwa yang buruk, tetap ada sisi positif yang bisa dipetik.
Karena Lagu Joko Tingkir menjadi kontroversi misalnya, masyarakat kini jadi lebih mengenal sosok kakek buyut ulama tanah Jawa. Pencipta lagu dengan penuh kesadaran juga sudah mengganti liriknya hingga nama Joko Tingkir kembali ke tempat seharusnya, seperti yang diharapkan sebagian besar masyarakat.
Kita berharap kejadian serupa merembet ke cerita lain. Sebagai misal kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua atau Brigadir J. Di balik peristiwa keji tersebut, masyarakat berharap ada pembenahan di tubuh kepolisian. Sudah mulai terlihat diantaranya Polri kini sangat gencar membasmi perjudian. Satu hal yang sangat positif. (*/tribun jateng cetak)