Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pegadaian Perluas Penyaluran KUR Syariah, Mahasiswa Pun Jadi Incaran

PT Pegadaian turut andil dalam mendorong UMKM naik kelas, di antaranya dengan memberikan akses pembiayaan KUR Syariah.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Ilustrasi PT Pegadaian Kanwil XI Semarang Jateng DIY - PT Pegadaian turut andil dalam mendorong UMKM naik kelas, di antaranya dengan memberikan akses pembiayaan KUR Syariah. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PT Pegadaian turut andil dalam mendorong UMKM naik kelas, di antaranya dengan memberikan akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah.

Hingga Juli 2022, Pegadaian teercatat telah merealisasikan penyaluran KUR syariah mencapai Rp 8,34 triliun kepada 370.845 nasabah. Pembiayaan itu terdiri atas KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil.

"Divisi Unit Usaha Syariah (Pegadaian) melakukan inovasi penyaluran KUR, di mana skemanya adalah skema syariah. Artinya, transaksi dan layanan yang diberikan sudah memenuhi kaidah syariah," kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah, dalam Sosialisasi Peningkatan Inklusi Keuangan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip Semarang, Jumat (26/8/2022).

"Ini juga sebagai upaya kami memperluas alternatif pembiayaan UMKM. Sebagaimana program pemerintah, KUR ini ditujukan untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM yang disalurkan melalui lembaga keuangan," tambahnya.

Elvi menuturkan, dana penyaluran KUR Syariah Pegadaian tercatat sebesar Rp 5,9 triliun. KUR Syariah itu telah diperkenalkan Pegadaian kepada masyarakat pada Juni 2022 lalu.

"Ini salah satu bukti bahwa pegadaian sangat mendukung perkembangan dan kemajuan UMKM, terlihat juga dari jenis portofolio nasabah yang dimiliki, yaitu 60 persen adalah nasabah produktif. Paling banyak transaksi saat ini adalah transaksi gadai, kemudian fitur pembiayaannya adalah ultra mikro," ucapnya.

Adapun, sosialisasi tersebut merupakan kerja sama antara Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SDNKI), Undip Semarang, dan Pegadaian Syariah.

Kegiatan itu menghadirkan narasumber dari Kemenko Perekonomian, Pemprov Jateng, Undip Semarang, dan Pegadaian Syariah. Acara dihadiri Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi Jateng, Civitas Akademika Undip, serta forum UMKM di Jateng.

Pemimpin Cabang Pegadaian Syariah Majapahit Semarang, Karjo Ali Sofiin menyatakan, KUR Syariah ditujukan untuk pelaku usaha super mikro dengan plafon pinjaman mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 10 juta/nasabah. Biaya pengelolaannya dipatok sebesar 6 persen/tahun.

Menurut dia, KUR Syariah super mikro selain ditujukan kepada pelaku usaha mikro secara umum juga akan menyasar segmen mahasiswa. Hal itu sebagaimana wirausahawan Indonesia didominasi pelaku usaha pemuda berusia 25-34 tahun.

Prioritas

Seperti halnya dengan segmen UMKM, Karjo menyebut, segmen pemuda menjadi prioritas dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan hingga 90 persen pada 2024.

"Sektor UMKM yang kami biayai hampir semuanya, khususnya di perdagangan kecil, pertanian, nelayan, yang mana ada kegiatan usaha untuk kalangan super mikro itu. Sasaran kami juga ada mahasiswa yang merintis usaha. Ini baru kami sosialisasikan di Undip. Kami harapkan sama antusiasnya dengan pelaku usaha lain," ujarnya.

Kepala Bidang Keuangan Syariah Kemenko Perekonomian, Adhitya Ginanjar mendorong masyarakat memiliki akses terhadap keuangan. Hal itu berupa fasilitas akses baik untuk kampus, BUMN, sekolah, hingga pesantren.

"Kebetulan hari ini Undip, kami apresiasi Pegadaian Syariah mau sosialisasi tentang KUR Syariah. Ini menarik, ini segmen mahasiswa yang UMKM-nya di bawah Rp 10 juta, padahal aturannya mikro Rp 50 juta, ini diturunkan lagi jadi Supermi. Ini peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk mencoba berbisnis," paparnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved