Berita Blora
Dinperindag UKM Blora Masih Kaji Soal Meroketnya Harga Telur
Kepala Dindagkop UKM Blora masih mengkaji penyebab meroketnya harga telur di Blora.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Blora, Kiswoyo mengungkapkan masih mengkaji penyebab meroketnya harga telur di Blora.
"Kami masih mengkajinya," ucapnya kepada tribunmuria.com, Minggu 28 Agustus 2022.
Menurutnya, naiknya harga ini merata. Pasalnya itu pun terjadi di pasar Induk jakarta.
Hal tersebut berdampak juga kepada daerah.
"Ada beberapa komoditas yang memang naik, salah satunya telur itu sendiri," terang Kiswoyo.
Disinggung korelasi dengan bantuan sosial yang turun di bulan Agustus ini, dirinya mengaku perlu adanya kajian tersendiri terkait hal tersebut.
"Saya belum bisa memberikan statemen apa-apa terkait ini," terangnya.
Belum ada langkah-langkah dari pemerintah daerah memang soal ini, soalnya penyebabnya apa belum diketahui.
"Kita juga akan berkoordinasi dengan provinsi, juga kabid nanti seperti apa. Kita kaji dulu baru kita melakukan langkah-langkah," pungkasnya.
Sementara itu, Susanto, peternak petelur ayam asal Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, mengungkapkan dengan naik harga ini memiliki suka dukannya tersendiri.
"Sukanya ya memang untungnya lebih, dukanya memang banyak yang komplain," ungkapnya.

Untuk harga pakan masih stabil, dengan harga 385.000 per karung.
Dengan jumlah 300 ekor ayam yang dimiliki, memang belum mencapai hasil yang diharapkannya.
"Idealnya memang kita harus punya seribu ekor, ini mungkin bisa bicara keuntungannya," terangnya.
Per harinya, kandangnya hanya mampu menelurkan 10 kg telur ayam.
Kalau kenaikan harga hanya berpengaruh padpetani telur ini yang usahanya dalam kuantitas besar.
"Namun untuk orang kampung akan keberatan, semoga bisa stabil kembali," harapnya.
Untuk pasarnya sendiri masih dalam lokal daerah. Sehingga ia berharap bisa mengembangkan usahanya ini. (*)