Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Kerusuhan di Irak Tewaskan 23 Orang, KBRI Berencana Evakuasi WNI dari Baghdad

Kerusuhan di Irak yang memanas hingga pada konflik bersenjata membuat sejumlah negara akan mengevakuasi warganya dari negara tersebut, termasuk Indone

Editor: m nur huda
 EPA via BBC INDONESIA
Kerusuhan di Irak mengakibatkan 23 orang yang dipicu mundurnya Moqtada Al Sadr tokoh Irak dari panggung politik. 

Setelah Al Sadr memutuskan mundur dari politik, para anggota milisinya, yang dikenal sebagai Brigade Perdamaian, menyerbu Istana Kepresidenan lalu bentrok dengan pasukan keamanan Irak dan milisi yang bersekutu dengan Iran.

Pemerintah Iran menutup perbatasannya dengan Irak sebagai tanggapan atas kerusuhan tersebut, dan Kuwait mendesak warganya untuk segera meninggalkan negara itu.

AFP mewartakan bahwa semua korban tewas adalah pendukung Sadr, sementara sekitar 380 orang lainnya terluka menurut petugas medis Irak.

Seorang juru bicara untuk Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan ia khawatir dengan peristiwa itu dan meminta agar dilakukan "langkah-langkah segera untuk meredakan situasi.

Mustafa Al Kadhimi, perdana menteri sementara Irak, dan sekutu Al Sadr, mengumumkan jam malam nasional setelah kerusuhan menyebar ke beberapa kota lain.

Ia menangguhkan rapat kabinet dan memohon kepada Al Sadr untuk turun tangan dan menghentikan pertempuran. Saat ini, Al-Sadr telah mengumumkan mogok makan sampai kekerasan berhenti dan penggunaan senjata oleh semua pihak dilakukan.

Moqtada Al Sadr adalah salah satu tokoh Irak, yang paling dikenal dengan sorban hitamnya, mata gelap, dan postur tubuh yang tinggi.

Dia telah memperjuangkan rakyat Irak biasa yang kehidupannya dihantam oleh tingkat yang pengangguran tinggi, pemadaman listrik terus-menerus, dan korupsi.

Pria berusia 48 tahun itu telah menjadi tokoh dominan dalam kehidupan publik dan politik Irak selama dua dekade terakhir.

Milisinya, yang disebut Tentara Mahdi, muncul sebagai salah satu milisi paling kuat yang memerangi AS dan tentara baru Irak setelah invasi 2003, yang menggulingkan mantan penguasa Saddam Hussein.

Ia kemudian mengganti nama milisinya menjadi Brigade Perdamaian, dan mereka tetap menjadi salah satu milisi terbesar di kelompok paramiliter Pasukan Mobilisasi Populer.

Meski Tentara Mahdi pernah punya keterkaitan dengan Iran, Al Sadr belakangan menjauhi Iran dan memposisikan dirinya sebagai seorang nasionalis yang ingin mengakhiri pengaruh AS dan Iran dalam urusan dalam negeri Irak.

Itu pula sebabnya Al Sadr berseberangan dengan blok terbesar kedua di parlemen Irak, yang utamanya beranggotakan partai-partai politik dukungan Iran.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KBRI Siapkan Rencana Evakuasi dari Irak Usai Kerusuhan Berdarah Tewaskan 23 Orang

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved