Berita Ambarawa

Ratusan Petani di Sekitar Rawa PeningBakal Gelar Doa Bersama Minta Bisa Tanam-Panen Seperti Dulu

Koordinator FPRPB sebut dirinya akan kumpulkan para petani di sekitar Rawa Pening.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: sujarwo
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Ilustrasi- Para petani berdoa agar bisa kembali bercocok tanam di sekitar Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, saat audiensi dengan Bupati Semarang dan BBWS Pemali Juana di Kampung Rawa, Ambarawa, Selasa (10/5/2022). 

Sebagai informasi, penyebab para petani kehilangan sumber utama penghasilan mereka tersebut yakni karena lahannya terendam atau tergenang air dampak dari penutupan Pintu Air Tuntang.

Pintu Air Tuntang yang alirannya mengarah ke Grobogan dan Demak itu harus ditutup untuk keperluan revitalisasi Danau Rawa Pening yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Maka dari itu, air yang berada di Rawa Pening meluber hingga membanjiri lahan-lahan pertanian di sekitarnya.

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Mei 2022 lalu, para juga telah melakukan audiensi dengan pemerintah setempat dan pihak-pihak lain yang terkait.

Para petani meminta agar pihak berwenang dapat membuka Pintu Air Tuntang agar air dapat kembali mengalir dan banjirnya surut.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana sendiri kemudian mengabulkan permintaan para petani dengan menurunkan elevasi danau tersebut pada hari ini.

Pembukaan pintu air Tuntang itu dihadiri oleh oleh Kepala BBWS Pemali Juana, Muhammad Adek Rizaldi, beserta Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Semarang.

Adek mengatakan bahwa pembukaan pintu air itu merupakan langkah yang sesuai dengan tuntutan petani yang meminta untuk bisa menanam padi setidaknya sekali dalam setahun. 

“Pembukaan pintu air dilakukan secara bertahap karena apabila dibuka sekaligus, wilayah hilir di Demak dan Grobogan akan menjadi korban," jelasnya, Selasa (10/5/2022) lalu.

Upaya pengurangan elevasi ini menurut Adek merupakan solusi jangka pendek agar petani dapat bercocok tanam kembali pada Juni 2022 nanti.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, hampir tiga tahun terakhir ini pintu air itu belum pernah dibuka untuk kepentingan revitalisasi danau alam seluas sekitar 2.670 hektare tersebut.

Sementara itu, Ngesti menerangkan bahwa pihaknya berupaya membantu warga yang terdampak banjir selama tidak bisa mendapatkan penghasilan dari persawahan.

“Selama ini kami membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan bagi yang terdampak dan juga memberikan bantuan beras kepada 9.700 orang,” pungkasnya. (*) 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved