Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dongeng Anak

3 Dongeng Anak Sebelum Tidur Tepat Dibacakan untuk Melatih Kecerdasan Anak

Kumpulan dongeng anak sebelum tidur yang tepat dibacakan agar anak menjadi cerdas.

Penulis: Alifia | Editor: galih permadi
YOUTUBE
Ilustrasi 

3 Dongeng Anak Sebelum Tidur Tepat Dibacakan untuk Melatih Kecerdasan Anak

TRIBUNJATENG.COM- Kumpulan dongeng anak sebelum tidur yang tepat dibacakan agar anak menjadi cerdas.

Kumpulan dongeng anak ini juga membantu anak untuk lebih kreatif dan berbudi baik.

Berikut kumpulan dongeng anak sebelum tidur yang tepat untuk dibacakan:

Baca juga: Dongeng Fabel Anak Sebelum Tidur Takeo Ikan Mas Tua yang Murung

Baca juga: Dongeng Anak Sebelum Tidur Bahasa Indonesia Jack dan Pohon Kacang Ajaib

Baca juga: Dongeng Fabel Anak Sebelum Tidur Asal-usul Burung Bangau Makan Ikan

Baca juga: Dongeng Anak Sebelum Tidur Disney Princess Merida dan Sihir Beruang

1.       Akhir Kisah Kancil:

Suatu hari di sebuah hutan yang berdampingan dengan pemukiman penduduk hiduplah sebuah keluarga kecil.

Keluarga tersebut merupakan keluarga pak Tani yang mengandalkan hasil taninya dalam menanam timun.

Biasanya pak Tani akan menjual timun yang telah siap panen untuk kehidupan keluarga kecilnya.

Sedangkan, di dalam hutan hiduplah berbagai jenis hewan diantaranya adalah seekor kancil yang terkenal dengan kecerdikannya.

Sayangnya, kecerdikan kancil tidak sesuai dengan karakternya yang cukup buruk yaitu sombong dan rakus.

Pada siang hari yang terik, kancil merasa sangat haus dan lapar.

Ia kemudian menemukan ladang milik pak Tani yang penuh dengan tanaman timun yang telah berbuah dan siap panen.

Kancil berhasil melewati pagar berduri yang telah dipasang pak Tani agar tidak dirusak oleh siapapun.

Si Kancil yang cerdik berhasil masuk ke ladang pak Tani dan menghabiskan timun yang siap panen tersebut, membuat pak Tani gagal memanen hasil kerja kerasnya selama ini.

Kancil bahkan hanya menggigit sebagian timun di tiap buahnya dan membuat kerusakan pada seluruh buah timun di ladang tersebut.

Pak Tani sangat sedih karena tidak bisa membayar uang sekolah anaknya setelah ladang timunnya dirusak oleh kancil.

Pada waktu yang berbeda, pak Tani tidak menyerah untuk kembali menanam timun di ladang yang sama, kali ini pak Tani memasang perangkap.

Benar saja, kancil masuk dalam perangkap setelah memakan beberapa buah timun milik pak Tani.

Kancil masih berupaya untuk melepaskan diri dari jeratan pak Tani dengan menipu seekor anjing yang penduduk yang lewat.

Kancil mengatakan jika dirinya diangkat sebagai anak oleh Pak Tani dan akan diberikan semua yang ia inginkan.

Sayangnya, anjing tidak sebodoh itu untuk ditipu.

Hingga esok hari tiba, akhirnya kancil ditangkap oleh pak Tani dan dikurung didalam kandang.

 

2.      Persahabatan Pohon Apel Merah dan Odie

Pada suatu hari, hiduplah sebatang pohon apel merah yang sangat besar di sebuah perbukitan yang sejuk.

Di perbukitan tersebut hiduplah sebuah keluarga peternak, sepasang suami istri tua dan seorang anak laki-laki kecilnya bernama Odie.

Sepasang suami istri tersebut merupakan pasangan yang tua, dan bekerja dengan beternak ayam di sebuah perbukitan.

Odie adalah anak kecil yang riang dan baik hati berkat didikan kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Odie sibuk bekerja, menyiapkan makanan dan mengurus ternaknya, meskipun begitu kedua orang tua Odie sangat menyayangi Odie.

Sayangnya, tidak banyak waktu untuk bermain dan menemani Odie hanya sesekali saja.

Odie sangat senang bermain dibawah pohon apel merah yang sangat rindang.

Selain sejuk, pemandangan dibawah pohon apel merah sangat indah.

Odie seringkali bercerita dan berbincang dengan pohon apel tersebut.

Odie sering memanen buah pohon apel tersebut dan memakannya bersama kedua orang tuanya sebagian dijual dan beberapa dibagikan pada tetangganya.

Suatu hari kedua orang tua Odie meninggal, saat Odie menginjak masa remaja.

Odie sangat sedih, namun ia telah cukup mandiri untuk bekerja dan melakukan banyak hal termasuk mengurus ternak peninggalan kedua orang tuanya.

Pohon apel sering merasa kesepian karena Odie menjadi sangat jarang menemuinya.

Saat pohon apel merah panen buahnya, Odie kembali lagi sambil membersihkan sekitar pohon apel dan berbincang pada pohon apel.

Pohon apel sangat senang Odie datang dan membersihkan area sekitarnya seperti biasanya.

Beberapa waktu berselang, Odie kembali lagi dengan wajah yang murung rumahnya habis terbakar dan hanya tersisa beberapa hewan ternaknya saja.

Pohon apel yang sangat besar kemudian meminta Odie untuk menebang pohonnya dan memaksa Odie membangun rumah sederhana menggunakan dahan pohon apel itu.

Odie yang telah bersahabat lama tidak ingin melukai sahabatnya itu, namun kemudian ia menebang pohon apel itu.

Pohon apel dan Odie masih tetap membantu dan saling bercerita sebelumnya meskipun hanya tersisa akar dan sedikit batang pohon muncul diatas tanah.

Hingga Odie sering mengalami sakit-sakitan, ia meminta ijin pada pohon apel jika nanti ia meninggal dunia ia ingin dimakamkan disamping pohon apel dan ingin melihat pohon apel kembali tumbuh rindang.

Begitulah persahabatan antara Odie dan pohon apel merah yang rindang.

Mereka saling menolong dan mengisi sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan, begitu juga dengan pohon apel merah yang rela berkorban demi sahabatnya.

 

3.      Teriakan Sang Penggembala Domba:

Ini adalah kisah tentang seorang penggembala domba yang menggembalakan sekawanan domba di dekat desanya.

Daerah itu dikenal memiliki beberapa serigala yang cukup buas.

Serigala tersebut bahkan beberapa kali menyerang kawanan domba dan memangsa beberapa domba untuk dimakan oleh kawanannya.

Setiap penduduk desa mengetahui ancaman itu dan selalu siap membantu siapa saja yang memiliki masalah dengan serigala.

Tapi penggembala itu mengabaikan sifat penolong dari penduduk desa, dan mengejek mereka.

Untuk menghibur dirinya, dia membawa keluar penduduk desa, tiga kali, dengan berteriak minta tolong, mengatakan “Serigala! Serigala!".

Penduduk desa yang selalu waspada segera datang untuk membantunya, hanya untuk menemukan anak gembala itu tertawa terbahak-bahak.

Mereka sangat marah karena dipermainkan, melihat anak penggembala tersebut menertawakan mereka.

Penduduk desa merrasa dibodohi oleh anak penggembala domba tersebut.

Namun, suatu hari, seekor serigala benar-benar datang dan mulai membunuh domba-dombanya.

Kali ini, ketika dia berteriak minta tolong, tidak ada penduduk desa yang datang membantunya karena mereka mengira dia sedang mengerjai mereka lagi.

Akibatnya, serigala memakan habis domba gembalanya dan ia hanya bisa terduduk lesu kehilangan hewan gembalanya.

(aya/tribunjateng.com)

Baca juga: Kecelakaan Maut di Palembang: Pemotor Senggol Truk Fuso hingga Jatuh Masuk Kolong dan Terlindas

Baca juga: Temukan Ular Sanca 1,5 Meter dalam Bajaj, Pengemudi Langsung Hubungi Damkar

Baca juga: China Murka hingga Lontarkan Ancaman Serius saat Amerika Umumkan Kontrak Penjualan Sejata ke Taiwan

Baca juga: 4 Mahasiswi Jadi Korban Pelecehan Seksual saat KKN, Pelakunya Pj Kades dengan Modus Obati Korban

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved