Berita Sukoharjo
Pengakuan Alumnus Ponpes Al Mukmin Ngruki, Stigma Teroris Menghambat Karir
Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Ponpes Al Mukmin Ngruki di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Pesantren itu kerap dikaitkan dengan rangkaian aksi terorisme di tanah air. Ini tak lepas dari sejumlah terduga teroris yang merupakan jebolan Ponpes Ngruki.
Ditambah, pengasuh Ponpes Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Baasyir yang sempat divonis 15 tahun hukuman penjara karena kasus terorisme.
Fakta tersebut semakin menguatkan stigma Ponpes Al Mukmin Ngruki sebagai sarang teroris atau tempat penyebaran radikalisme.
Stigma itu sampai sekarang masih belum juga hilang. Meski Abu Bakar Ba'asyir sudah dihukum atas perbuatannya. Juga sejumlah alumni yang sudah diproses sesuai hukum berlaku.
Bahkan belakangan Abu Bakar Ba'asyir sudah terang-terangan mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Setelah sebelumnya sempat menganggapnya syirik.
Ponpes Al Mukmin Ngruki untuk pertama kalinya juga menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI secara meriah dengan dihadiri Menko PMK Muhadjir Effendy, 17 Agustus 2022 silam.
Alumnus Ponpes Ngruki berusaha mengikis stigma negatif yang terlanjur melekat di almamaternya.
Label buruk itu bukan hanya dirasakan oleh pengasuh atau santri yang masih belajar di Ponpes Ngruki.
Ketua Ikatan Alumni Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki Nurdin Urbayani mengatakan, ribuan alumnus pun ikut terkena imbasnya. Ia mengatakan, saat ini ada 16 ribu alumnus Ponpes Al Mukmin Ngruki yang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Karena stigma terhadap almamaternya, para alumni terhambat jika ingin merintis karir di luar.
"Hambatan alumni ketika mau merintis karir di luar. Kalau mengaku alumni Ngruki, padahal di media Ngruki seperti ini (sarang teroris) , " katanya, Selasa (6/9/2022)
Padahal, menurut dia, apa yang dikesankan selama ini terhadap Ponpes Al Mukmin Ngruki tidaklah benar.
Ia mengakui ada beberapa alumni yang terjerat kasus terorisme. Tapi ia heran mengapa kejahatan itu dihubungkan dengan latar belakang mereka yang pernah menimba ilmu di Ponpes Ngruki.
Sehingga timbul stigma Ponpes Ngruki tempat bersemainya paham radikal atau sarang teroris. Padahal, mereka hanya segelintir dari ribuan alumnus Ngruki yang baik dan tidak pernah berbuat melawan hukum.