Berita Ungaran
Kejuaraan Gantole Piala Telomoyo VI 2022 Bakal Digelar di Gunung Telomoyo, Diikuti 44 Pilot
Kejuaraan lintas alam terbatas gantole akan kembali digelar di Gunung Telomoyo.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, KABUPATEN SEMARANG - Kejuaraan lintas alam terbatas gantole (layang gantung) akan kembali digelar di Gunung Telomoyo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Senin-Sabtu (12-17/9/2022) mendatang.
Sebanyak 44 pilot, sebutan untuk atlet olahraga dirgantara, dari sembilan provinsi di tanah air bakal ambil bagian dalam perlombaan bernama Piala Telomoyo VI 2022 tersebut.
Piala Telomoyo atau Kejuaraan Terbuka Gantole Telomoyo Cup VI itu sendiri kembali digelar setelah mengalami masa rehat selama dua tahun ke belakang akibat wabah atau pandemi Covid-19.
Berdasarkan penuturan Humas dan Koordinator Media Piala Telomoyo VI, Tagor Siagian, Piala Telomoyo kali ini dianggap penting lantaran digunakan sebagai ajang pemanasan jelang PON XXI Aceh & Sumut pada 2024 mendatang.
“Mengingat tahun depan adalah ajang Pra PON, sebuah kejuaraan untuk menentukan atlet yang berhak lolos mengikuti PON 2024 mendatang. Cabang gantole yang sudah mengikuti PON sejak 1981, akan bertarung untuk pertama kalinya di Aceh,” kata Tagor dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Kamis (8/9/2022).
Ke-44 pilot tersebut sendiri berasal dari sembilan provinsi di Indonesia, yakni Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera Barat.
Dari informasi yang dihimpun, kejuaraan ini berlangsung kompetisi penuh dan tanpa semi-final serta final.
Juara dalam perlombaan tersebut ditentukan oleh jumlah nilai tertinggi berdasarkan hasil perolehan nilai dari jumlah ronde/sortie penerbangan yang diikuti.

Pada kategori Lintas Alam Terbatas (Race To Goal/RTG), pilot diharuskan terbang melewati titik-titik dalam soal yang dibuat Direktur Lomba dan Dewan Pilot (perwakilan pilot) dalam waktu tercepat.
“Tiap ronde atau per hari soalnya berbeda. Misalnya, lepas landas di Gunung Telomoyo, lalu menuju Kampoeng Java (pabrik air mineral Java), Candi Songo, Museum Kereta Ambarawa dan Jembatan Tuntang dengan garis akhir setelah memasuki lingkaran kawasan persawahan Desa Sraten.
Jaraknya bisa mencapai sekitar 50 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar dua jam,” tambah Tagor.
Menurutnya, teknologi digital sangat membantu kelancaran lomba olahraga dirgantara era sekarang.
Tiap pilot wajib membawa Global Positioning System (GPS).
“GPS akan merekam dengan pasti apakah pilot memasuki lingkaran radius titik sesuai soal atau tidak.
Sebelumnya, para pilot harus memotret titik yang dilewati dengan kamera saku analog,” katanya.
Sementara itu, seorang pilot dari DKI Jakarta, Andre Kartowisastro (51), mengatakan bahwa dirinya bersama rekan-rekannya menyiapkan diri dengan berlatih dua kali sepekan di Lapangan Udara TNI AU Atang Senjaya, Bogor, dengan sistem Aerotowing.
“Teknik lepas landas yang umumnya digunakan di kawasan yang tiada bukit atau gunung, yakni layangan ditarik pesawat Trike/Microlight (gantole bermotor) lalu dilepas pada ketinggian tertentu,” ujarnya.
Andre mengaku bahwa dirinya sudah berlatih gantole sejak kelas 3 SMP.
Ia juga pernah meraih medali perunggu nomor Lintas Alam Terbatas Kelas A PON XX Papua 2021 kemarin.
Andre menyayangkan remaja zaman sekarang kurang tertarik olahraga alam dan terbius media sosial serta permainan komputer.
“Padahal olahraga alam mengajarkan disiplin, mencintai lingkungan alam serta peduli pada sesama.
Olahraga alam memperluas pergaulan, apalagi jika dikembangkan menjadi wisata olahraga, akan memudahkan pertukaran teknologi dan teknik dengan atlit asing,” sebutnya.
Seorang pilot lain yang berhasil menyabet tiga medali emas PON XX Papua pada 2021 lalu, Ayat Supriatna (36), mengaku sangat antusias mengikuti Piala Telomoyo VI meskipun pilot asing kali ini tidak dilibatkan karena masih dalam masa pandemi.
“Tantangan alamnya cukup tinggi, sangat cocok untuk terbang lintas alam dan uji stamina. Memaksa pilot untuk benar-benar mengeluarkan semua teknik tinggi yang dimiliki. Kuncinya harus sabar dan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan tugas,” pungkas Ayat, pilot asal Jawa Barat tersebut. (*)