Kronologi Tragedi Berdarah G30S PKI, Penculikan dan Pembantaian 6 Jenderal TNI AD 57 Tahun Lalu
Kronologi Tragedi Berdarah G30S PKI, Penculikan dan Pembantaian 6 Jenderal TNI AD 57 Tahun Lalu
Penulis: non | Editor: galih permadi
Banyak yang seharusnya terlibat, tetapi tidak datang saat peristiwa berlangsung.
Jumlah pasukan yang bergerak pun kurang dari 100 personel, sangat jauh dari yang diharapkan agar mampu memantik revolusi.
Hingga akhirnya, kekhawatiran Untung pun terjadi.
Operasi yang semula merupakan penculikan, berubah menjadi serangan berdarah.
Melansir Kompas.com, pada 1 Oktober 1965 pukul 03.30, anggota Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Sersan Kepala Bungkus mengingat pasukan terakhir diberangkatkan dari Lubang Buaya.
Ia khawatir, alokasi waktu 15 sampai 20 menit untuk Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal (Letjen) Ahmad Yani tidak akan cukup.
Sampai di kediaman Ahmad Yani di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Bungkus dan rekan-rekan segera meminta Yani ikut dengan alasan akan dibawah ke hadapan presiden.
Kala itu, Yani meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian.
Namun, Bungkus dan rekan-rekan menolak dengan marah.
A. Yani akhirnya menampar salah satu prajurit dan mencoba menutup pintu rumahnya.
Namun, salah satu prajurit melepaskan tembakan dan mengenai Yani hingga tewas.
Di Jalan Teuku Umar, tak bisa tidur nyenyak.
Nasution tidur bersama istrinya Johana Soenarti dan putri bungsunya yang belum genap lima tahun, Ade Irma Suryani.
Di kediaman Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan Jenderal A.H Nasution menjelang pukul 04.00, terdengar suara kendaraan dan bunyi tembakan.
Pintu rumahnya dibuka paksa. Johana istri A.H Nasution segera mengecek apa yang gerangan terjadi.