Berita Semarang
Apindo Jateng Optimis Mampu Hadapi Ancaman Resesi Global 2023
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah Frans Kongi optimis mampu menghadapi resesi ekonomi global tahun 2023.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah Frans Kongi optimis mampu menghadapi resesi ekonomi global tahun 2023. Saat ini, pengusaha di Jawa Tengah justru semakin membaik setelah menghadapi dampak badai pandemi Covid-19.
Frans mengatakan, saat ini, ancaman resesi global tahun depan belum terlihat oleh pengusaha di Jawa Tengah.
"Sekarang pertumbuhan industri kita di Jawa Tengah ini bagus. Produksi itu rata-rata sudah jalan full, ekspor kita seperti garmen dan sebagainya sudah banyak yang sampai akhir tahun (2022) ada pemesanan untuk ekspor. Jadi, keadaan kita oke," kata Frans dihubungi tribunjateng.com, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: 5 Zodiak Cowok Paling Dingin, Sering Terlihat Nggak Peduli ke Orang Lain
Baca juga: 12 Drakor Terbaru Tayang Oktober 2022: Kang Ha Neul, Hyeri, D.O EXO hingga Choi Siwon
Baca juga: Cristiano Ronaldo Sudah Boleh Angkat Koper, Januari 2023 Tinggalkan Manchester United?
Frans lebih lanjut mengatakan, dirinya tidak memungkiri akan adanya dampak resesi global 2023. Namun, pihaknya sendiri masih memandang optimistis Indonesia termasuk Jawa Tengah mampu menghadapi tantangan itu.
"Memang ada resesi, beberapa negara inflasinya tinggi. Tapi sekarang belum ada satu problem besar untuk ekspor kita. Jadi, kami optimistis tahun ini atau tahun depan akan tumbuh karena pemerintah juga sekarang sudah siapkan instrumen yang baik untuk menahan inflasi.
Kami optimistis, apalagi Jateng nanti banyak investasi masuk itu jangan lupa. Di Batang, sudah banyak investasi yang masuk," kata Frans.
Sementara itu, Frans lebih lanjut berharap pertumbuhan ekonomi Jateng akan tetap terjaga. Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah menjaga stabilisasi ekonomi untuk menghadapi ancaman tersebut.
"Harapan kami, inflasi jangan sampai 6-7 persen. Daya beli masyarakat juga harus tetap dijaga dan kami juga tidak menaikkan (harga) produk," lanjutnya.
Frans menambahkan, dari sisi internal ia mengimbau pengusaha untuk tetap berhati-hati dan melakukan sejumlah antisipasi. Di antaranya adalah bekerja lebih efisien dan menghemat bahan baku serta energi.
"Kami juga berharap pemerintah mencari pasar-pasar di luar negeri melalui kedutaan besar kita.
Harapan kami juga pemerintah membantu terus misalnya label SNI produk, jangan keluarkan biaya mahal. Kemudian memberikan kelancaran-kelancaran, stimulan-stimulan seperti perpajakan, dan sebagainya," imbuhnya. (idy)