Nasional
Ini Profil Ade Armando, Dosen yang Sebut Suporter Arema Pangkal Masalah Tragedi Kanjuruhan
Jagad media sosial Twitter ramai tentang pernyataan Ade Armando. Dilihat pada Selasa (4/10) pukul 17.05 WIB,ada 11,7 ribu tweet terkait Ade Armando.
TRIBUNJATENG, JAKARTA - Jagad media sosial Twitter ramai membicarakan soal pernyataan Ade Armando. Dilihat pada Selasa (4/10) pukul 17.05 WIB,ada 11,7 ribu tweet terkait Ade Armando.
Hal ini bermula dari video Ade Armando yang dinilai menyudutkan dan bahkan menyalahkan suporter Arema dalam tragedi Kanjuruhan yang memakan korban tewas hingga ratusan jiwa. Dalam video itu, Ade Armando juga melakukan pembelaan terhadap kepolisian. Menurutnya, berbagai info yang berseliweran di media sosial hingga pemberitaan merupakan upaya menyudutkan pihak kepolisian.
"Marilah kita bersikap objektif. Apa sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian? Apakah polisi memukuli suporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada," ujarnya.
"Sekali lagi, marilah kita bersikap objektif. Yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion. Dengan gaya preman memasuki lapangan, petentengan. Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya," lanjut Ade Armando.
Baca juga: Penampakan Celuirt EmasSepanjang 1 Meter dalam Peristiwa Berdarah di Tambora Jakarta
Baca juga: Ade Armando: Apa Polisi Memukul, Menganiaya, dan Menembaki Pendukung Arema? Sama Sekali Tidak Ada
Baca juga: Nonton TV Online Ini Link Live Streaming Timnas Futsal Indonesia Vs Jepang Perempat Final Piala Asia
Ini Profil Ade Armando
Ade Armando merupakan pegiat media sosial sekaligus akademisi untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Ade Armando lahir pada 24 September 1961 di Jakarta. Ade Armando menjadi dosen tetap pegawai negeri sipil FISIP UI sejak Maret 1990. Demikian dilansir dari Wikipedia.
Ia pernah menjadi wartawan majalah Prisma (1988–1989) dan Redaktur Penerbit Buku LP3ES (1991–1993).
Pada 1993, Ade menjadi redaktur Republika, surat kabar Islam, sesuai obsesinya. Karena tekanan politik Orde Baru, ia lantas keluar dari koran itu.
Selanjutnya, ia beralih menjadi peneliti dan Manajer Riset Media Tylor Nelson Sofres pada 1998–1999.
Ia diajak bergabung oleh Marwah Daud Ibrahim menjadi Direktur Media Watch & Consumer Center pada 2000–2001 yang dianggapnya independen dan tidak memihak Habibie.
Ikut Demo, Malah Babak Belur Dikeroyok Massa
Ade Armando pernah babak belur dikeroyok massa saat gelaran demo mahasiswa di DPR RI pada April 2022 lalu.
Ade Armando disebut datang ke lokasi pukul 14.00.
Situasi kondusif ketika awalnya Ade tiba di lokasi unjuk rasa. Sejumlah jurnalis dari berbagai media massa juga mewawancarai Ade Armando.
Dalam keterangannya kepada awak media, Ade Armando mengaku datang untuk memantau aksi hari itu.