Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kerusuhan Suporter di Malang

3 Anthem Klub, Persis Solo, PSIM Yogya, PSS Sleman Menggema di Stadion Mandala Krida

Ribuan suporter sepakbola dari 20 kelompok suporter berkumpul di Stadion Mandala Krida Kota Yogyakarta untuk mencetak sejarah baru menghilangkan waris

Editor: m nur huda
Sasongko Dwi Saputro/BOLASPORT.COM
Foto kelompok suporter yang berkumpul di Stadion Mandala Krida Kota Yogyakarta, lengkap dengan scarf masing-masing. 

TRIBUNJATENG.COM, YOGYA - Ribuan suporter sepakbola dari 20 kelompok suporter berkumpul di Stadion Mandala Krida Kota Yogyakarta untuk mencetak sejarah baru menghilangkan warisan kebencian.

Berkumpulnya ribuan suporter di Stadion Mandala Krida jadi simbol hilangnya sekat-sekat rivalitas yang selama ini sempat hadir jadi cerita kelam di sepak bola Indonesia.

Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta jadi saksi sejarah baru persepakbolaan Indonesia.

Lebih dari 20 kelompok suporter dari berbagai tim di seluruh Indonesia hadir pada acara Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan pada Selasa (4/10/2022).

Baca juga: 20 Kelompok Suporter Kumpul di Stadion Mandala Krida, Ikrar Ciptakan Sejarah Hentikan Kebencian

Acara tersebut tak hanya sekedar jadi doa bersama untuk para suporter yang jadi korban di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Namun, acara tersebut juga jadi babak baru hubungan baru antar suporter di Indonesia.

Mereka benar-benar melupakan batas-batas rivalitas yang selama ini jadi penghalang perdamaian antar suporter.

Pada acara tersebut, bahkan tiga suporter klub di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang punya sejarah rivalitas di masa lalu, yaitu Persis Solo, PSIM Yogyakarta, dan PSS Sleman langsung berdamai secara seketika.

Selain berfoto bersama, para suporter dengan lantang menyanyikan lagu anthem klub masing-masing dalam acara tersebut.

Pendukung klub sepak bola di DIY- Jateng menyalakan lilin sebagai simbol duka atas korban tragedi Kanjuruhan di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/2022) malam.
Pendukung klub sepak bola di DIY- Jateng menyalakan lilin sebagai simbol duka atas korban tragedi Kanjuruhan di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/2022) malam. (Tribun Jogja)

Usai lagu Indonesia Pusaka, lagu Aku Yakin Dengan Kamu milik PSIM Yogyakarta dinyanyikan bersama oleh para suporter.

Selain itu anthem Sampai Kau Bisa yang lekat dengan PSS Sleman juga lantang dinyanyikan para suporter.

Lagu Satu Jiwa yang rutin dinyanyikan suporter saat Persis Solo tampil di Stadion Manahan juga tampil malam ini.

Ini menjadi momen yang sangat langka, menjadi sebuah hari yang bersejarah, sebab pendukung klub yang selama beberapa dekade dikenal memiliki rivalitas panas di dalam maupun luar lapangan bisa berbaur menjadi satu.

Ya, tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC menjadi momentum refleksi suporter DIY- Jawa Tengah mengubur dalam dendam masa lalu, menyudahi permusuhan dan mulai merajut perdamaian.

Selain itu, karena acara ini diadakan untuk Doa Bersama, tak lupa anthem Arema FC juga dinyanyikan sebagai simbol solidaritas atas tragedi yang menimpa ratusan korban di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Tentu, kabar gembira ini jadi awal dari sejarah baru persepak bolaan tanah air.

Tanpa mengesampingkan tragedi Kanjuruhan yang begitu menyayat hati, mereka tegas menyuarakan tuntutannya kepada pihak berwajib, untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan jiwa.

Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin, mengatakan tujuan dari agenda ini tak lain untuk mendoakan korban Tragedi Kanjuruhan serta menyatukan suporter DIY-Jateng yang selama ini bersitegang.

Selain itu, acara ini jadi sejarah baru sebagai simbol berhentinya semua kebencian yang terpupuk antar suporter itu sendiri.

"Di malam yang berselimut duka mengajak rekan semua hadir malam ini doakan korban di Malang, semoga diberikan tempat mulia di sisi-Nya," kata Burhanudin atau yang biasa dipanggil Thole itu.

"Malam ini kita ajak teman-teman suporter yang selama ini kita hanya saksikan sejarah tim kita, maka malam ini kita buat sejarah sendiri untuk menghentikan kebencian yang selama ini ada," sambung Thole.

Presiden Brajamusti itu berharap bahwa perdamaian ini bakal jadi warisan sukacita untuk anak cucu.

Pertemuan ini jadi simbol persatuan dan tiadanya lagi perpecahan di area DIY dan sekitarnya.

"Kita hanya akan mewariskan sukacita pada anak cucu kita," ujar Muslich Burhanudin.

"InsyaAllah dengan ikhlas atas kejadian telah lalu tidak akan lagi terjadi khususnya di DIY dan sekitarnya. Kita bersatu dan sepakat," harapnya.

Sebelumnya, presiden Pasoepati, Maryadi 'Gondrong' menyambut positif rekonsiliasi antara suporter di wilayah DIY- Jateng.

"Tanpa sedikitpun mengesampingkan tragedi di Kanjuruhan, ini menjadi hal positif ke depan. Rivalitas yang cukup lama antara Solo dan Jogja, ini akan kita bangun kembali untuk hal-hal yang positif," kata Maryadi Gondrong.

Maryadi menyebut rivalitas seharusnya hanya terjadi di 90 menit atau dalam pertandingan saja.

"Harapan kita seperti itu, agar tidak ada korban-korban yang berjatuhan. Kita bikin bahwa suporter ini jangan identik dengan brutalitas tapi identik dengan kreativitas," ucapnya.

"Terpenting kisah ini nantinya tidak hanya sebatas pertemuan ini saja. Kami harap pengurus dari DPP juga dapat mensosialisasikan hingga ke akar rumput," kata Maryadi.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir penyintas Tragedi Kanjuruhan, seorang Aremania, Alfan. Pemuda yang tengah menempuh pendidikan di Yogyakarta ini mengungkapkan kesedihannya di hadapan semua suporter.

"Kami sangat terpukul, berduka apa yang terjadi di Malang. Saya di sini salah satu korban dari puluhan ribu di Kanjuruhan, saya bersyukur bisa kembali ke sini untuk menempuh pendidikan," kata Alfan.

"Saya berterimakasih, kumpul di sini untuk berdoa. Kami mencari keadilan buat saudara kita di Malang, tidak ada sepak bola seharga nyawa. Sepak bola hiburan bukan pembantaian," katanya.(*)

Sumber: TribunJogja.com dengan judul Stadion Mandala Krida Jadi Saksi, Anthem PSIM Jogja, PSS Sleman dan Persis Solo Bergema Bergantian

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved