Dinkop UKM Jateng Fokus Gencarkan Pendampingan Produksi dan Pemasaran Batik

Dinkop UKM Jateng gencarkan pendampingan produksi dan pemasaran bagi perajin batik.

Penulis: hermawan Endra | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
Kepala Dinkop UMKM Jateng, Ema Rachmawati 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus menggencarkan pendampingan produksi dan pemasaran bagi perajin batik di Jateng. 

Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan bahwa pendampingan yang diberikan berupa proses pemasaran dan pelatihan pembuatan kain batik menjadi fashion, mulai baju, celana, dan lain sebagainya. 

Pendampingan yang dilakukan agar perajin batik dapat berinovasi. Tujuannya yaitu mendongkrak penjualan batik yang nantinya dapat menggerakkan perekonomian warga. 

Terlebih, saat ini Dinkop UKM Jateng sering mendapat keluhan dari para perajin batik karena kesulitan memasarkan kain batik produksinya.

"Tantangan terbesar kita itu fashion sebenernya. Sekarang itu yang laku baju, pakaian casual itu yang laku, saya saja kalau suruh mikir model baju itu mumet ketika dapat kain, karena pasti lebih milih beli jadi," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, belum ada data yang menyatakan para penggiat batik gulung tikar meski menghadapi kesulitan pemasaran dan penjualan. 

"Pembatik itu nggak ada istilah gulung tikar nggak ada, cuma mereka memang nggak bisa jual gitu aja. Makanya kita galakkan pelatihan pembuatan fashion ini," ujar Ema.

Hal tersebutlah yang menjadikan Dinkop UKM Jateng terus menggalakkan pelatihan pembuatan fashion sebagai upaya inovasi bagi para pembatik.

Seperti yang telah dilakukan di Magelang dan Rembang beberapa waktu lalu dengan menggandeng beberapa komunitas pembatik, penjahit, hingga fashion desainer. 

"Kita mencoba mendampingi, meski belum bisa semuanya. Beberapa kali kita mendampingi pembatik itu kita gandengkan dengan penjahit yang memang sudah bisa gambar kita ajarin untuk bisa menggambar fashion kemudian kita gandeng juga fashion desainer," jelasnya. 

Selain itu, Ema mengaku daerah-daerah yang bukan pusat pembuat batik memiliki kendala dalam hal ini. Meskipun begitu, ia mengaku sudah beberapa kali mendapatkan inovasi desain baru dari pelatihan ini.

"Mereka belum bisa gambarnya, nah itu kita latih. Terus saya juga minta tolong dengan temen-temen yang melatih itu untuk mencari ciri khasnya, dan ketemu banyak, itu yang sedang kita targetkan pada temen-temen di Magelang dan seluruh wilayah Jateng," tutupnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved