Liga 1
Perwakilan Manajamen Klub dan Panpel Bertemu Menpora di Jakarta Termasuk Solo, Ini yang Dibahas
Setelah tragedi Kanjuruhan, seluruh perwakilan manajemen klub Liga 1 Indonesia, panitia pelaksana (panpel) pertandingan
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Setelah tragedi Kanjuruhan, seluruh perwakilan manajemen klub Liga 1 Indonesia, panitia pelaksana (panpel) pertandingan, dan sejumlah perwakilan suporter melakukan pertemuan.
Ketua Panpel Stadion Manahan, Ginda Ferachtriawan, mengungkapkan agenda evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepak bola.
Khusus untuk di Stadion Manahan Solo, menurut Ginda, ada beberapa evaluasi yang dia sampaikan dalam forum rapat koordinasi yang dilaksanakan di Jakarta, pada Kamis (6/10/2022).
"Kami memberi masukan kepada Pak Menteri (Zainuddin Amali) terkait beberapa beberapa topik seputar kaitannya pertandingan," ucap Ginda melalui sambungan telepon, Jumat (7/10/2022).
Namun, Ginda menilai pertemuan ini masih dalam bentuk evaluasi permukaan. Belum menyasar setiap pelaksanaan pertandingan di setiap stadion.
"Harapannya ada diskusi yang lebih dalam dan to the poin topiknya. Karena memang masing-masing stadion itu punya karakteristik berbeda, baik itu wilayah dan bentuk stadion," jelasnya.
Ginda mengungkapkan, ada beberapa evaluasi yang perlu disorot. Mulai dari standar jalur evakuasi atau keluar hingga penyediaan pintu keluar stadion yang lebih memadai.
Karena, ada beberapa kewaspadaan yang perlu di evaluasi secara besar-besaran.
"Pertama, penonton yang masuk dalam Stadion. Kedua, pertandingan yang sudah dimasuki oleh penonton bisa berlangsung secara lancar dan aman. Ketiga, apa yang boleh dilakukan oleh penonton dan apa yang tidak dilaksanakan penonton," ucapnya.
Ginda menambahkan, kemudian apa yang akan dilakukan oleh oleh Panpel dan keamanan dan apa yang tidak boleh oleh Panpel, itu kan pembahasan nyata.
"Tapi itu, belum dibahas sampai situ. Jadi hanya menerima semua masukan, hanya berharap tidak terulang kembali," terangnya.
Selanjutnya, Ginda menilai ada beberapa aspek seperti prosedural penjualan tiket online, penggunaan CCTV, serta sistem jalur evakuasi penonton, dan juga perlu disorot.
"Misalnya CCTV, di Stadion tapi apakah cctv-nya itu sudah memenuhi ketentuan yang diinginkan oleh federasi. Misalnya jangan-jangan tidak sesuai, apakah CCTV di setiap depan kamar mandi, di depan setiap musala, harus lebih dipastikan," tuturnya.
Pria yang juga anggota DPRD Fraksi PDi Perjuangan itu menjelaskan, kalau untuk Stadion Manahan, sementara dibahas soal evakuasi stadion semua pintu kita buka, pertandingan ricuh atau tidak kita buka.
"Ada yang menyarankan, pintu besar itu juga dibuka, tapi harus ada tangga untuk turun. Itu yang kita pertanyaan, penyediaannya?," jelasnya.